Rabu, 25 Mei 2011

Bismillahirrohmanirrohiim


Assalamualaikum Warahmatullahi wabarakaatuh


Sudah menjadi realita kehidupan ini, hal yang sering kita temukan dalam kehidupan sehari- hari, ternyata kebahagiaan yang kita rindukan, bukanlah hal yang mudah untuk didapat.

Kita sering sekali menemukan orang pusing dan mengeluh karena tidak punya uang, dimana dalam waktu yang bersamaan, kita temukan mereka yang berduit, mengeluh karena stress, dan gelisah.

Sekalipun harta yang dimilikinya serta jabatan yang diterimanya, ternyata bukanlah jaminan bagi seseorang untuk bahagia dan kaya.

Jadi apa sebenarnya yang dikatakan kaya itu ?

Rasulullah SAW bersabda : ” laisalghina,mankatsura maaluhu,lakinnal ginaa, ginanafs = Tidaklah yang dikatakan kaya, orang yang banyak hartanya, tetapi yang dikatakan kaya, adalah mereka yang kaya akan jiwanya “.

Jadi apa yang sebenarnya dicari manusia didunia ini ?.” Itu dianya, kekayaan jiwa, bahagia lahir dan bathin “.

Coba kita melihat illustrasi di bawah ini :

Bayangkan, jika ada sebuah rumah, didalamnya terdapat meja makan dengan makanan yang lezat , serta segala macam aksesorisnya yang indah, membuat lega mata memandang, terbit selera karenanya, tetapi rumah itu terkunci rapat, bahkan digembok .Manakah yang kita pikirkan lebih dahulu, hidangan yang lezatkah , atau kunci rumahnya yang kita cari dahulu ?”

Siapapun orangnya yang mempunyai pikiran normal, pasti yang dicarinya dulu adalah kunci rumahnya , mati-matian ia mencari kunci tersebut. Bila tidak punya kunci rumah, sama saja dengan menyiksa diri, dengan membuat penderitaan yang tiada bertepi, didera keinginan yang tidak tercapai.

Yakinlah, kenyataan hidup tidak jauh beda dengan illustrasi diatas. Untuk menikmati hidup ini tanpa mengetahui kuncinya, maka kebahagiaan itu, hanya tinggal angan-angan belaka, kalaupun merasa mendapatkannya, hanyalah semu belaka, bak orang yang kehausan ditengah jalan, melihat dari kejauhan, yang dilihatnya air, setelah didekati, ternyata fatamorgana belaka. Kenapa hal itu sampai terjadi ? Karena ia tidak punya kuncinya. Tidak dipegang erat-erat kunci tersebut. Pernah dipegang, dipinjamkan, tapi hilang, karena tak digenggam kuat.

Sayang sekali, banyak diantara kita sibuk memikirkan hidangan lezat yang ada dimeja makan, ketimbang memikirkan ataupun mencari dan berusaha memiliki kunci rumahnya.

Inilah salah satu penyebab mengapa hidup kita menjadi sulit mendapatkan kebahagiaan, dan ketenangan, yang akhirnya berpindah menjadi rasa takut, cemas, was-was, gelisah, khawatir, sakit hati, buruksangka ,hasad, iri, riya, taadzub, sombong , dan sebagainya.

Lantas,bagaimana cara meraih kunci itu ?.

Mari sama-sama kita menelaah dan meneliti, serta merenungi apa yang dipaparkan berikutnya :

Sebelum memulai melihat kunci itu, ingin kita melihat dulu Syair dibawah ini , yang saya terjemahkan dari Syair bahasa Arab

” Jika Engkau tidak berusaha mencapai kunci daripada rahasia kesuksesan hidup ini dengan akal dan daya upayamu, serta menempati rumusnya, maka yakinlah engkau akan selalu berada didalam kegelisahan dan kesengsaraan “.

” Dan bila Engkau menginginkan kebahagiaan,maka berbuatlah demi untuk mencapai kesuksesan itu, carilah jalan , serta kuncinya “.

” Jika Engkau mencari kesuksesan, maka pada hakikatnya, kesuksesan itu berada ditanganmu “.

Dan jika Engkau termasuk didalam orang yang mendapatkan kebahagiaan itu, maka dengan akalmu tetaplah dalam tiga hal ini :

== Tetap berada di Jalan HidayahNya.

== Menyempurnakan ketaqwaanmu.

== Makanlah makanan yang halal, baik dan bergizi.

Betapa banyaknya orang yang fakir hidup dan mati, namun ia selalu mensyukuri nikmat, dan kebahagiaan dari Allah ta’ala yang diberikan padanya.

Dan betapa banyak pula orang kaya yang hidup dan mati, sementara ia selalu berkeluh kesah, dan mengeluhkan akan keadaannya, serta kegersangan yang dihadapinya.

BErsambung

Wassalamu'alaikum

Tidak ada komentar:

Posting Komentar