Minggu, 20 Maret 2011

ikmah Pagi Ini : 'Amal Yang Paling Istimewa

'Amal yang paling istimewa adalah amal yang terasa berat engkau lakukan."

('Ali bin Abu Thalib)

---------------------------------------------------------------------
Wahai saudaraku, tinggikan dan muliakan saja perintah Allah, dimana saja. Maka Allah pasti akan menjadikanmu mulia dimana saja.
(Hasan Al Basri)
-----------------------------------------------------------------------

Hikmah Diperintahkannya Mencuci Jilatan Anjing Dengan Tanah

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:


إِذَا وَلَغَ الْكَلْبُ فِي إِنَاءِ أَحَدِكُمْ فَلْيَرْقِهِ. ثُمَّ لَيَغْسِلْهُ سَبْعَ مِرَارٍ

"Apabila anjing minum (dengan ujung lidahnya) dalam wadah milik salah seorang di antara kalian, hendaklah ia membuang airnya kemudian membasuh wadah itu tujuh kali.

Prof. Thobarah dalam kitab Ruhu ad-Diin al-Islami berkata:"Dan salah satu hukum Islam dalam menjaga/melindungi kesehatan badan adalah penetapannya terhadap kenajisan anjing. Dan ini adalah mukjizat ilmiah yang dalam hal ini Islam telah mendahului ilmu kedokteran modern, yang mana terbukti bahwa anjing menularkan banyak penyakit kepada manusia. Karena sesungguhnya anjing terkena cacing pita yang bisa menular kepada manusia dan meyebabkan penyakit kronis yang terkadang sampai membahayakan kehidupannya. Dan telah terbukti bahwa semua jenis anjing tidak ada yang selamat dari terkena jenis cacing pita ini, maka wajib untuk menjauhkannya dari hal-hal yang berkaitan dengan manusia seperti makanan dan minumannya."

(Sumber: Taudhihul Ahkam jilid 1 hal. http://www.facebook.com/l/16d8dRcQfXKO8Hj9GeoG_jUzQeQ;109.www.alsofwah.or.id)

http://www.facebook.com/l/16d8drKuoCY0ynMJ-t2KzPCywqg;artikelassunnah.blogspot.com/2011/01/hikmah-diperintahkannya-mencuci-jilatan.html

Teman setia yang selalu membersamai kita

Rasululloh pernah bersabda, sebagaimana diabadikan oleh al Bukhari-Muslim dalam shahihnya, “Yatba`u l-mayyita tsalâtsatun, fa yarji` itsnâni wa yabqâ wahidun, yatba`uhu ahluhu wa mâluhu wa `amaluhu, fa yarji`u ahluhu wa mâluhu wa yabqa `amaluhu, ada tiga hal yang mengiringi mayit, yang dua akan kembali sedangkan yang satu akan selalu menyertai. Keluarga, harta dan amalnya akan mengiringinya, lalu keluarga dan hartanya kembali sedangkan amalnya setia membersamai.” (HR. al Bukhari-Muslim).



Dalam karya masterpiecenya, Hilyatu l-Auliya’, Abu Nu`aim al Ashbahani berkata, “Ada seseorang yang memiliki tiga teman istimewa. Sebagian dianggap lebih istimewa dari yang lain. Suatu kali ia tertimpa suatu masalah. Ia pun mendatangi teman pertamanya yang paling istimewa, lalu berkata, “Wahai fulan, saya sedang menghadapi masalah, aku ingin kamu bisa membantuku.” Teman pertama itu menjawab, “Aku tidak bisa membantumu.”
Ia pun beranjak menuju teman kedua yang diistimewakan setelah teman pertama, lalu ia berkata, “Wahai fulan, aku sedang menghadapi masalah, aku ingin agar kamu sudi membantuku.” Teman keduanya ini menjawab, “Baiklah, aku akan mengantarmu ke tempat tujuan, tapi setelah itu aku akan pulang meninggalkanmu.” Orang itupun mendatangi temannya yang ketiga, lalu berkata, “Wahai fulan, aku sedang menghadapi masalah, aku berharap kamu bisa membantuku.” Teman ketiganya ini menjawab, “Baik, aku akan menemanimu kemanapun kamu pergi, dan aku akan ikut kemanapun kamu masuk.”


Kemudian Ubaid bin Umair menjelaskan, “Teman pertama adalah perumpamaan bagi harta yang dimiliki seseorang, yang sama sekali tidak mengikutinya saat ia mati. Teman kedua adalah keluarga dan kerabatnya, yang hanya mengantar sampai kuburannya saja, lalu pulang meninggalkannya. Sedangkan teman ketiga adalah amalnya, yang akan selalu menyertainya kemanapun ia pergi dan kemanapun ia masuk.”


Begitulah…., pada umumnya kita meng’anak tirikan’ amal shaleh, padahal ia lah yang kelak setia membersamai kita di alam barzah dan alam akherat. Ia selalu setia dan menjadi saksi bagi kita. Maka “fa man kâna yarjû liqa’a rabbihi fal ya`mal `amalan shalihan, siapa yang mengharap perjumpaan dengan rabbnya maka hendaklah ia beramal shaleh.” (al Kahfi : 110) sebelum kelak kita menyesal. Kiranya kisah pertaubatan Malik bin Dinar, seorang tabi`in, yang diabadikan oleh Ibrahim bin Abdullah al Hazimi dalam bukunya at Taibuna ilallâh yang diterjemahkan menjadi Izinkan aku menangis di depan-Mu, Rabb !! (Indiva press, hal. 137-139), bisa kita jadikan pelajaran betapa hanya amal shaleh sajalah yang bisa menyelamatkan kita, kelak.


Mari kita mendengar penuturan beliau langsung, “Dahulu aku adalah seorang penjaga keamanan yang sangat gemar meminum minuman keras’ Kata Malik bin Dinar mengawali ceritanya, “Aku lantas membeli seorang budak wanita yang sangat mahal harganya, dan aku jatuh cinta kepadanya. Akhirnya ia melahirkan anak perempuan yang sangat kucintai. Tatkala ia bisa merangkak, aku makin mencintainya dan dia pun mencintaiku. Jika aku menaruh minuman keras di hadapanku, dia mendekat kepadaku dan menariknya hingga tumpah di bajuku. Kala usianya genap dua tahun, dia meninggal. Aku sangat sedih karena kehilangan dia.”


Ia melanjutkan, “Pada malam nishfu Sya`ban yang bertepatan dengan malam Jum`at, aku minum khamer dalam jumlah yang sangat banyak sehingga aku mabuk dan langsung tertidur sebelum sempat mengerjakan shalat Isya’. Kemudian aku bermimpi melihat hari kiamat benar-benar telah terjadi. Sangkakala telah ditiup. Para penghuni kubur telah dikeluarkan, dan semua makhluk sudah dikumpulkan, termasuk aku. Tiba-tiba aku merasa ada sesuatu di belakangku. Rupanya seekor ular yang sangat besar dan berwarna hitam kebiru-biruan tengah membuka mulutnya dan berjalan ke arahku dengan cepat. Aku langsung berdiri dengan sangat cepat di depannya dengan rasa takut yang luar biasa. Di tengah jalan, aku berpapasan dengan seorang pria tua yang mengenakan pakaian sangat bersih, dan berbau sangat harum. Aku mengucapkan salam dan dia menjawabnya. Lalu aku memulai pembicaraan, “Tuan, selamatkanlah aku dari ular ini, mudah-mudahan Allah nanti akan menyelamatkan anda.”


Orang tua itu malah menangis dan mengatakan, “Aku lemah, dan ular itu lebih kuat dariku. Aku tidak mampu melawannya. Pergilah, dan larilah lebih cepat lagi, siapa tahu Allah akan mengirimkan orang yang bisa menyelamatkanmu.”


Aku berlari lagi dengan sangat cepat dan naik ke salah satu daerah tertinggi yang ada di hari kiamat. Di sana aku melihat lapisan-lapisan neraka dan kengeriannya. Aku hampir terjatuh ke dalamnya karena takut kepada ular tersebut. Tiba-tiba ada seseorang yang memanggil, “Kembalilah, kamu bukan termasuk penghuninya!” Aku percaya pada ucapannya dan aku kembali. Namun ular itu kembali mengejarku. Aku menemui orang tua tadi dan mengatakan, “Tuan, aku telah meminta anda menyelamatkanku dari ular ini namun anda tidak mau.”


Orang tua itu menangis dan mengatakan, “Aku lemah. Pergilah ke gunung itu. Di sana ada barang-barang titipan umar Islam. Jika kamu mempunyai bagian, dia pasti akan menolongmu.’


Aku melihat sebuah gunung berbentuk bulat yang terbuat dari perak dengan beberapa lubang yang menganga dan beberapa tirai yang menjuntai. Setiap lubang dan jendela mempunyai dua daun pintu yang terbuat dari emas merah yang berengsel mutiara yang disepuh berlian. Setiap daun pintu ditutup dengan tirai yang terbuat dari sutera. Aku langsung berlari ke arahnya sementara ular tadi terus mengejarku. Saat itu aku telah berada di dekatnya, para malaikat memberikan perintah, “Angkat tirai itu, dan bukalah pintunya ! siapa tahu orang ini memiliki barang titipan yang bisa menyelamatkan dirinya dari musuhnya.” Sekonyong-konyong tirai-tirai tersebut telah diangkat dan pintu-pintunya telah dibuka. Lalu dari lubang-lubang tersebut, beberapa anak kecil yang berwajah seperti bulan menatapku, namun ular tadi semakin mendekat kepadaku. Aku bingung memikirkan apa yang harus aku lakukan. Salah seorang dari anak-anak itu berseru, “Ayo, cepat selamatkan dia ! Musuhnya sudah semakin mendekat.”


Kemudian mereka mendekatiku secara bergelombang dan aku mendapati putriku yang telah meninggal ikut bersama mereka. Saat melihatku, ia MENANGIS dan berteriak, “Ayah !” lalu dia melompat dalam bungkusan cahaya secepat anak panah hingga berada persis di hadapanku. Kemudian dia menjulurkan tangan kanannya ke tangan kananku hingga aku bisa bergantungan kepadanya, dan dia memberi isyarat dengan tangan kirinya kepada ular tersebut hingga ia pun lari tunggang langgang.


Lalu, anakku memintaku duduk, dan ia duduk di pangkuanku dan mengelus-elus jenggotku dengan tangan kanannya, lalu ia mengatakan, “Ayah, ‘alam ya`ni li l-ladzîna âmanû an takhsya`a qulûbuhum li dzikrillâh, belumkah tiba masanya bagi orang-orang beriman agar hati mereka tunduk mengingat Allah? (al Hadid : 16).”
Aku menangis dan menanyainya, “Anakku, kalian mengetahui al Qur’an ?”

“Ayah, kami lebih mengetahuinya daripada kalian.”

“Kamu tahu ular besar yang hendak menelanku tadi?”

“Itu perbuatan jahat ayah, yang ayah perkuat sehingga ia ingin menenggelamkan ayah ke dalam neraka Jahannam.”

“Terus, lelaki tua yang berpapasan denganku di tengah jalan ?”

“Itu perbuatan baik ayah yang ayah perlemah sehingga ia tidak mampu melawan perbuatan jahat ayah.”

“Anakku, apa yang kalian lakukan di gunung ini ?”

“Kami adalah anak-anak umar Islam yang ditempatkan di sini hingga hari kiamat nanti. Kami menanti kedatangan kalian untuk memberi syafa`at kepada kalian.” –sebagaimana tersebut dalam shahih Muslim, hadits nomor : 2635, “Seorang pria memberitahu Abu Hurairah, “Dua anak laki-lakiku meninggal, apakah kamu mempunyai satu hadits dari Rasululloh tentang orang mati yang bisa membuat kami tenang kembali –tidak sedih-?” Abu Hurairah menjawab, “Ya, beliau pernah bersabda, “Anak-anak kecil mereka menjadi penduduk surga dan akan menyambut ayahnya seperti aku memegang ujung bajuku ini. Lalu ia terus memegangnya hingga Allah memasukkannya dan juga bapaknya ke dalam surga.”


Aku langsung bangun karena kaget dan bergegas membuang minuman keras, memecahkan wadah-wadahnya dan bertaubat kepada Allah Azza wa Jalla. Begitulah kisah taubatku.” Ucap Malik bin Dinar mengakhir kisah taubatnya.


Saudaraku…, janganlah meremehkan kebaikan, sekecil apapun itu, karena yang kecil itu akan membuatmu tersenyum bahagia. Fa satadzkurûna mâ aqûlu lakum, kalian akan mengingat ucapanku ini. Percayalah…,


--- Catatan ini hanya sebagai pengingat diri untuk mempersiapkan lebih banyak bekal untuk kehidupan sesudah mati. Semoga bermanfaat. Akhukum fillah.----

Membicarakan keburukan orang lain...

khwatil iman, terkadang dalam kehidupan kita 'terpaksa',dipaksa',atau bahkan'senang'(naudzubillah) membicarakan aib dan kekurangan saudara kita.Keadaan dikantor,disekolah,dikampus atau di dunia da'wah sekalipun ini sering terjadi. Bahkan di dunia da'wah , alasan2 'da'awi','pembinaan' atau apalah namanya sehingga ada peluang kita membicarakan orang lain.Mudah2an Alloh swt yang maha mulia menjaga diri dan keluarga kita dari hal2 ini .kitaCoba simak dulu perkataan yang mulia dari orang yang mulia dibawah ini:

1. Rasul yang mulia bersabda:Seseorang diantara kalian ada yang melihat kotoran di mata saudaranya,tapi tidak bisa melihat kotorang di matanya sendiri.
2.Ibn Abbas:Bila engkau ingin menyebutkan aib dan kekurangan saudaramu,ingatlah aib dan kekurangan dirimu.
3. Malik bin Dinar berkata:Cukuplah berdosa bila ia tidak menjadi orang shalih kemudian ia duduk di satu majelis dengan orang shalih dan bicara ttg kekurangan orang shalih
4.Rabii bin Haitsam : beliau ketika ditanya mengapa ia tidak pernah membicarakan kekurangan orang lain?.Ia menjawab"aku merasa belum ridha dgn diriku sendiri hinggga aku tdk bisa membicarakan orang lain
5. Al A'masy:aku mendengar ibrahim mengatakan.Aku melihat sesuatu dan aku tidak menyukainya, Tapi aku tidak boleh membicarakannya karena khawatir aku DIUJI DENGAN KEBURUKAN YANG SERUPA.

sumber Ust Al Fadhil M lili Nur Aulia (Majalah Tarbawi Edisi 243)

Jumat, 18 Maret 2011

DOWNLOAD GRATIS EBOOK TAFSIR FI ZHILALIL QURAN

Assalamu 'alaikum wr.wb.
Saudara/i yang dirahmati Allah.

Di antara kewajiban kita thd al-Quran adalah mentadabburinya (memahami dan mengkajinya) agar dapat kita aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Karena keterbatasan ilmu kita, maka kita dapat melakukan tadabbur dengan membaca buku tafsir yang dikarang oleh ulama-ulama yang sudah memiliki kapabilitas untuk itu. Di antara kitab tafsir yang cukup terkenal dan banyak dikupas oleh pembicara-pembicara muslim adalah tafsir fi Zhilalil quran (Di Bawah Naungan al-Quran) karya Dr. Sayyid Qutb. Buku Tafsir ini menjelaskan ayat demi ayat dengan kata-kata bernilai sastra yang tinggi. Silahkan download tafsir juz ammanya di link berikut:

http://www.facebook.com/l/21c17kVgHkCP5BOds_XStiNjkgw;www.solusimuslim.co.cc/

klik tab "download gratis" di navigasi sebelah kiri.

Semoga bermanfaat, wahai saudara/i-ku

wassalam

La Al-Hambra in Granada : Commemorate the Islamic Glory in Europe

Liburan akhir tahun ini, saya dan teman-teman saya mengunjungi Granada. Kota Granada terletak 415 km ke arah selatan Madrid, Ibukota Spanyol. Granada adalah salah satu objek wisata yang penting di Spanyol karena letaknya di sebelah pegunungan Sierra Nevada yang menjadi tempat favorit untuk ski dan hanya berjarak 70 km dari pantai mediterania untuk menikmati keindahan laut mediteran dibawah terik sinar matahari musim panas.

Perjalanan ke Granada

Mengingat Granada adalah kota kecil, tidak ada jalur internasional yang sampai kesana, sehingga kami harus menggunakan jalur lokal dan transit dibeberapa tempat. Sekitar pukul 16.00 kami berangkat dari Barcelona dengan kereta cepat ke Cordoba (Ibukota andalucia) . Kami menikmati pesisir laut mediteran sepanjang sore itu. Sampai di Cordoba sudah malam sekitar pukul 20.30. Karena sudah tidak ada lagi transportasi untuk ke Granada, kami bermalam di Cordoba. Keesokan paginya kami berangkat ke Granada dari Cordoba dengan bus. Kami melintasi kaki gunung Sierra Nevada, terlihat tandus dan kering seperti padang pasir, beberapa pohon palem dan rumah-rumah kuno dengan batu bata ataupun hanya terbuat dari tanah liat. Kami hampir tidak percaya kalau kami sedang dieropa, karena nuansanya lebih mirip mesir *yg saya lihat difilm2-red*. Apalagi suhu saat itu sekitar belasan derajat, sementara di Eropa utara suhunya juga belasan derajat tapi dibawah nol ^_^ . Meskipun Granada menawarkan panorama yang luar biasa, ada hal yang lebih berkesan bagi saya tentang Granada, yaitu tentang sejarahnya .

Syurga dunia di AL Hambra

Pada tahun 711, kekuatan Islam telah mencapai Spanyol. Granada menjadi tempat berlindung bagi kaum muslim (moor) dan yahudi dari seluruh penjuru Andalusia, sebuah negeri yang makmur dengan militernya yang kuat. Masyarakat muslim, yahudi, dan Kristen hidup berdampingan dengan damaidan penuh toleransi. Raja Bangsa Moor dari Afrika utara, Muhammad bin Ahmar,keturunan dari seorang sahabat Rasulullah di Madinah bernama Said Ubaidah, mendirikan Al Hambra di bukit Albaizin, Granada pada tahun 1928.Muhammad I Al Ahmar adalah pendiri dinasti Nasrid. Bangunan yang pertama kali dibuat adalah sebuah benteng yang disebut Alcazaba. Setelah dikembangkan selama beberapa abad oleh penerus dinasti Nasrid, terciptalah sebuah kompleks istana yang indah dan megah. Beberapa bagian yang penting di AlHambra adalah Genera Life dan Istana Nasrid.

Genera Life adalah taman rekreasi bagi Raja-raja Granada. Sedangkan Istana Nasrid terdiri dari 3 bagian utama yaitu Mextura yaitu tempat sultan mengadakan pertemuan bisnisnya, Serallo untuk tempat menjamu tamu agung, dan Harem yang merupaka tempat pribadi bagi sultan dan keluarganya. Istana Nasrid menunjukkan arsitektur Isam di masa kejayaannya di Spanyol. Ada taman yang asri di setiap penjuru, parit dan kolam air mancur di setiap kawasan Istana. Banyaknya kolam dalam istana Nasrid menggambarkan betapa berharganya air bagi bangsa Arab dan Ibn Al Ahmar sangat terkenal dengan system irigasinya. Selain kolam, terdapat juga teras-teras dari batu marmer. Ruang-ruang dengan kaligrafi Arab dengan ukiran khas yang tiada tandingannya. Patung-patung singa. Menara. Benteng-benteng yang menjulang. Meriam-meriam yang siap menembak. Dan sebuah mesjid besar yang dinamakan Mesjid Al-Mulk. Desain istana Nasrid mengingatkan saya pada syurga yang digambarkan di AlQur’an yang dipenuhi oleh taman-taman asri dan mata air.

Hingga saat ini kaligrafi yang tertulis di dinding-dindng dan atap Istana Al Hambra masih menjadi misteri dan masih diteliti hingga sekarang. Beberapa kalimat yang sudah diketahui diantaranya berbunyi “Tiada pemenang selain Allah”, “Kebahagiaan abadi”, Jangan terlalau banyak bicara dank au pun akan pergi dengan damai, Bersukacitalah dalam hidup,kerena Allah selalu menolongmu, dan di setiap pojok istana terdapat tulisan La Ghaiba illalah yang berarti tiada kejayaan selain Allah. Tulisan-tulisan ini mungkin dimaksudkan agar para tentara tidak mabuk oleh kemenangan duniawi.

Sumbangan Islam pada Peradaban Eropa

Di saat Eropa dilanda kegelapan, konflik, dan peperangan, dunia Islam memperlihatkan kemakmuran dan kemajuan di berbagai bidang seperti kedokteran, astronomi, matematika, dan kehidupan sosial. Pada saat itu, Islam datang dengan membawa nilai-nilai baru di Eropa diantaranya pluralisme, toleransi, pengertian , kasih sayang, dan pengorbanan. Menurut para sejarawan yang mempelajari pengaruh kerajaan Andalusia terhadapa peradaban Eropa sepakat bahwa kerajaan Andalusia mempunyai peradaban yang lebih tinggi dan lebih maju dibandingan kerajaan-kerajaan di Eropa lainnya pada saat itu. Sejarawan Spanyol, Blanco Ibanez menulis bahwa kota Cordoba yang terang benderang terlihat mencolok diantara kota-kota di Eropa lainnya dan menurut Sejarawan Inggris, John W Drapper, tujuh ratus tahun setelah waktu itu masih belum banyak lampu ditemukan di tempat-tempat umum di kota London.

Orang yang membenarkan bahwa eropa banyak belajar dari dunia Islam adalah Pangeran Charles. Pangeran Charles menggambarkan peradaban Islam telah mengajarkan masyarakat Eropa tentang diplomasi, perdagangan bebas, keterbukaan, teknik penelitian akademik, antropologi, etiket, fashion, dan pengobatan alternatif.Menurut Duta Besar Swedia, Ingmar Karlsson, mengatakan bahwa di masa Andalusia, Kristen, Muslim, dan Yahudi hidup bersama dalam damai dan ini harus diambil sebagai model di Eropa.

Helaan Nafas Terakhir Kerajaan Islam di Spanyol

Politik adu domba nampaknya taktik paling efektif untuk melemahkan lawan. Pun itu yang dilakukan oleh Musuh kerajaan Granada yang berhasil membagi kekuasaan Granada menjadi dua kubu, yaitu kubu Raja Muhammad XII atau yang dikenal sebagai Boabdil dan Ayahnya , Abu Al Hasan Ali atau Al Zagal. Boabdil adalah kubu yang pro Castila (Kerajaan Kristen yang menjadi musuh Granada), sedangkan Al Zagal adalah kubu anti Castila. Setelah melalui peperangan yang panjang, kekuatan Al Zagal kian melemah. Hal ini diperparah dengan teror yang dilancarkan oleh Castila terhadap penduduk muslim Granada misalnya dengan membakar ataupun menggantung kaum muslim di dinding-dinding kota dan menangkap para petinggi kubu anti Castila.

Al Zagal yang sudah tidak mampu lagi bertahan melarikan diri ke Aljazair dan meninggal disana. Pada tahun 1490, Boabdil yang pada awalnya mendukung Castila berbalik arah dan bangkit menyerang Castila. Kekuatannya yang kian melemah dan tidak kunjung datangnya bantuan dari Maroko dan Aljazair membuat keaddan Boabdil kian terdesak.ratu Isabella dari Castila dan Suaminya Raja Fernando dari Aragon membuat perjanjian dengan Boabdil.Boabdil diberi kekuasaan di daerah yang tidak diinginkan Spanyol dan sebaliknya, ia harus menyerahkan Granada.

Pada tanggal 1 Januari 1492,dengan diiringi tatapan dingin penduduk muslim, Boabdil menyerahkan kunci kota pada Isabella dan Fernando.Saat itu adalah hari terburuk dalam catatan sejarah muslim, satu bencana yang paling mengerikan yang pernah terjadi dalam peradaban islam. Menurut cerita, Boabdil lalu pergi meninggalkan Granada dengan didampingi ibundanya, Fatimah, sambil mengucurkan air mata ketika melintasi jalur pegunungan, Fatimah terus menghiburnya. jalur yang dilewati Boabdil itu masih terkenal sampai sekarang sebagai "Jalur helaan nafas terakhir sang Moor"

Setelah direbut oleh raja Ferdinand dan ratu Isabella, keseluruhan Al Hambra diambil alih. Setelah itu banyak perubahan yang dilakukan, perubahan yang palingg besar dilakukan oleh Raja Charles V yang membangun istana reinesancenya. Sejak itu Al Hambra dilupakan orang dan diabaikan, bahkan pada tahun 1800 dijadikan penjara dan pada tahun 1812 hampir saja diledakkan oleh Napoleon.Untungnya, salah seorang prajurit Napoleon yang tidak ingin keindahan Al Hambra dihancurkan, menjinakkan bom yang dipasang disana, sehingga Al Hambra masih utuh. Pada tahun 1830,seorang penulis dari Amerika, Washington Irving, datang dan menulis sebuah buku berjudul "Tales of Al Hambra" yang kemudian mempopulerkan AlHambra kembali dan Al Hambra diakui sebagai Monumen Nasional dan warisan Budaya dunia oleh UNESCO. Sampai sekrang restorasi masih dilakukan di Al Hambra.

Saat saya memandang kemegahan Istana Nasrid di Al Hambra ada rasa haru dan bangga di hati saya, tapi disaat yang sama saya merasa sedih karena semuanya kini tinggal kenangan...

The Struggle (in the Cause of Allah)

Asalamu aleykum warahmatulahi wabarakatu
Bismillah Alhamdulilah wasalatu wasalamu ala Rasulilah wa ala ahlihi wa ashabihi wabarik wasalim

Allah, the Exalted, says:

"As for those who strive hard in Us (Our Cause), We will surely, guide them to Our paths (i.e., Allah's religion - Islamic Monotheism). And verily, Allah is with the Muhsinun (gooddoers)". (29:69)

"And worship your Rubb until there comes unto you the certainty (i.e., death)". (15:99)

"And remember the Name of your Rubb and devote yourself to Him with a complete devotion.'' (73:8)

"So whosoever does good equal to the weight of an atom (or a small ant), shall see it". (99:7)

"And whatever good you send before you for yourselves (i.e., Nawafil - non-obligatory acts of worship: prayers, charity, fasting, Hajj and Umrah, etc.), you will certainly find it with Allah, better and greater in reward.'' (73:20)

"And whatever you spend in good, surely, Allah knows it well.'' (2:273)

Abu Hurairah (May Allah be pleased with him) reported: Messenger of Allah (PBUH) said, "Allah the Exalted has said: 'I will declare war against him who shows hostility to a pious worshipper of Mine. And the most beloved thing with which My slave comes nearer to Me is what I have enjoined upon him; and My slave keeps on coming closer to Me through performing Nawafil (prayer or doing extra deeds besides what is obligatory) till I love him. When I love him I become his hearing with which he hears, his seeing with which he sees, his hand with which he strikes, and his leg with which he walks; and if he asks (something) from Me, I give him, and if he asks My Protection (refuge), I protect him".
[Al-Bukhari].

Anas (May Allah be pleased with him) reported: The Prophet (PBUH) said, "Allah says: ' When a slave of Mine draws near to Me a span, I draw near to him a cubit; and if he draws near to Me a cubit, I draw near to him a fathom. And if he comes to Me walking, I go to him running.'''.
[Al-Bukhari].

Ibn Abbas (May Allah be pleased with him) reported: Messenger of Allah (PBUH) said, "There are two blessings in which many people incur loss. (They are) health and free time (for doing good)".
[Al-Bukhari]

Aishah (May Allah be pleased with her) said: The Prophet (PBUH) would stand (in prayer) so long that the skin of his feet would crack. I asked him, "Why do you do this while your past and future sins have been forgiven?'' He said, "Should I not be a grateful slave of Allah?''
[Al-Bukhari and Muslim].

Abu Hurairah (May Allah be pleased with him) reported: Messenger of Allah (PBUH) said, "A strong believer is better and dearer to Allah than a weak one, and both are good. Adhere to that which is beneficial for you. Keep asking Allah for help and do not refrain from it. If you are afflicted in any way, do not say: `If I had taken this or that step, it would have resulted into such and such,' but say only: `Allah so determined and did as He willed.' The word `if' opens the gates of satanic thoughts".
[Muslim].

Anas (May Allah be pleased with him) reported: Messenger of Allah (PBUH) said, "Three follow a dead body: members of his family, his possessions and his deeds. Two of them return and one remains with him. His family and his possessions return; his deeds remain with him".
[Al-Bukhari and Muslim].

Ibn Mas`ud (May Allah be pleased with him) reported: The Prophet (PBUH) said, "Jannah is nearer to anyone of you than your shoe-lace, and so is the (Hell) Fire".
[Al-Bukhari].

Thauban (May Allah be pleased with him) said: I heard Messenger of Allah (PBUH) saying, "Perform Salah more often. For every prostration that you perform before Allah will raise your position one degree and will remit one of your sins".
[Muslim].

Abdullah bin Busr Al-Aslami (May Allah be pleased with him) said: Messenger of Allah (PBUH) said, "The best of people is one whose life is long and his conduct is good".
[At-Tirmidhi].

Anas (May Allah be pleased with him) said: My uncle Anas bin An-Nadr (May Allah be pleased with him) was absent from the battle of Badr and he said: "O Messenger of Allah! I was absent from the first battle you fought against the pagans, and if Allah let me participate in a battle against the pagans, Allah will see what I do.'' So he encountered the day of Uhud Battle. The Muslims left the positions (the Prophet (PBUH) told them to keep) and were defeated, he said: "O Allah! excuse these people (i.e., the Muslims) for what they have done, and I am clear from what the pagans have done". Then he went forward with his sword and met Sa`d bin Mu`adh (fleeing) and said to him: "By the Rubb of the Ka`bah! I can smell the fragrance of Jannah from a place closer than Uhud Mount". Sa`d said: "O Messenger of Allah, what he did was beyond my power". Anas said: "We saw over eighty wounds on his body caused by stabbing, striking and shooting of arrows and spears. We found that he was killed, and mutilated by the polytheists. Nobody was able to recognize him except his sister who recognized him by the tips of his fingers.'' Anas (May Allah be pleased with him) said: "We believe that the Ayah `Among the believers are men who have been true to their covenant with Allah [i.e., they have gone out for Jihad (holy fighting), and showed not their backs to the disbelievers]...' (33:23), refers to him and his like".
[Al-Bukhari and Muslim].

Abu Mas`ud `Uqbah bin `Amr Al-Ansari (May Allah be pleased with him) said: When the Ayah enjoining Sadaqah (charity) was revealed,* we used to carry loads on our backs to earn something that we could give away in charity. One person presented a considerable amount for charity and the hypocrites said: "He has done it to show off.'' Another one gave away a few Sa` of dates and they said: "Allah does not stand in need of this person's dates". Thereupon, it was revealed:

"Those who defame such of the believers who give charity (in Allah's Cause) voluntarily, and such who could not find to give charity (in Allah's Cause) except what is available to them...'' (9:79)
[Al-Bukhari and Muslim].

* This is the A°yah in which Allah says! "Take Sadaqah (alms) from their wealth in order to purify them and sanctify them with it, and suppliate Allah for them...'' (9:103)

Abu Dharr (May Allah be pleased with him) said: The Prophet (PBUH) said, "Allah, the Exalted, and Glorious, said; 'O My slaves, I have prohibited Myself injustice; and have made oppression unlawful for you, so do not oppress one another. O My slaves, all of you are liable to err except the one whom I guide on the Right Path, so seek guidance from Me so that I will guide you to the Right Path. O My slaves, all of you are hungry except the one whom I feed, so ask food from Me, I will feed you. O My slaves, all of you are naked except those whom I clothe, so ask clothing of Me and I shall clothe you. O My slaves, you commit sins night and day and I forgive all sins, so seek My forgiveness and I shall forgive you. O My slaves, you can neither do Me any harm nor can you do Me any good. O My slaves, were the first of you and the last of you, the human of you and jinn of you to be as pious as the most pious heart of any man of you, that would not increase My domain a thing. O My slaves, were the first of you, and the last of you, the human of you and the jinn of you to be as wicked as the most wicked heart of any man of you, that would not decrease My domain in a thing. O My slaves, were the first of you and the last of you, the human of you and the jinn of you to stand in one place and make a request of Me, and were I to give everyone what he requested, that would not decrease what I have, any more than a needle decrease the sea if put into it. O My slaves, it is but your deeds that I reckon for you and then recompense you for, so let him who finds good (i.e., in the Hereafter) praise Allah and let him who finds other than that blame no one but himself.'''.
[Muslim].

KISAH JILBAB HATI

Ada seorang wanita yang dikenal taat beribadah. Ia kadang menjalankan ibadah sunnah. Hanya satu kekurangannya. Ia tak mau berjilbab. Menutup auratnya. Setiap kali ditanya ia hanya tersenyum dan menjawab, “Insyaallah. Yang penting hati dulu yang berjilbab.” Sudah banyak orang yang menanyakannya maupun menasehatinya. Tapi jawabannya tetap sama.
http://www.facebook.com/l/21c17oe7k8WzcaDG9R5yJwUDigg;♥♥♥♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥


Hingga di suatu malam…
Ia bermimpi sedang di sebuah taman yang sangat indah. Rumputnya sangat hijau, berbagai macam bunga bermekaran. Ia bahkan bisa merasakan segarnya udara dan wanginya bunga. Sebuah sungai yang sangat jernih hingga dasarnya kelihatan, melintas di pinngir taman. Semilir angin pun ia rasakan di sela-sela jarinya. Ia tidak sendiri. Ada beberapa wanita disitu yang terlihat jjuga menikmati keindahan taman. Ia pun menghampiri salah satu wanita. Wajahnya sangat bersih, seakan-akan memancarkan cahaya yang sangat lembut.
“Assalamualaikum, saudariku..”
“Wa alaikumsalam.. Selamat datang, saudariku.”
“Terima kasih. Apakah ini surga?”
Wanita itu tersenyum. “Tentu saja bukan, saudariku. ini hanyalah tempat menunggu sebelum ke surga.” “Benarkah? Tak bisa kubayangkan seperti apa indahnya surga jika tempat menunggunya saja sudah seindah ini.”
Wanita itu tersenyum lagi. “Amalan apa yang bisa membuatmu kemari, saudariku?”
“Aku selalu menjaga waktu sholat dan aku menambahnya dengan ibadah sunnah.”
“Alhamdulillah..”
Tiba-tiba jauh di ujung taman ia melihat sebuah pintu yang sangat indah. Pintu itu terbuka. Dan ia melihat beberapa wanita yang berada di taman mulai memasukinya satu persatu.
“Ayo, kita ikuti mereka.” kata wanita itu sambil setengah berlari.
“Apa di balik pintu itu?” katanya sambil mengikuti wanita itu.
“Tentu saja surga, saudariku” larinya semakin cepat.
“Tunggu…tunggu aku..” ia berlari namun tetap tertinggal.
Wanita itu hanya setengah berlari sambil tersenyum padanya. Ia tetap tak mampu mengejarnya meski ia sudah berlari. Ia lalu berteriak, ” Amalan apa yang telah kau lakukan hingga kau begitu ringan?”
“Sama denganmu, saudariku.” jawab wanita itu sambil tersenyum.
Wanita itu telah mencapai pintu. Sebelah kakinya telah melewati pintu. Sebelum wanita itu melewati pintu sepenuhnya, ia berteriak pada wanita itu, “Amalan apalagi yang kau lakukan yang tidak kulakukan?”
Wanita itu menatapnya dan tersenyum. Lalu berkata, “Apakah kau tak memperhatikan dirimu apa yang membedakan dengan diriku?”
Ia sudah kehabisan napas, tak mampu lagi menjawab.
“Apakah kau mengira Rabbmu akan mengijinkanmu masuk ke surgaNya tanpa jilbab menutup auratmu?”


http://www.facebook.com/l/21c17oe7k8WzcaDG9R5yJwUDigg;♥♥♥♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥
Tubuh wanita itu telah melewati pintu, tapi tiba-tiba kepalanya mengintip keluar, memandangnya dan berkata, “Sungguh sangat disayangkan amalanmu tak mampu membuatmu mengikutiku memasuki surga ini. Maka kau tak akan pernah mendapatkan surga ini untuk dirimu. Cukuplah surga hanya sampai di hatimu karena niatmu adalah menghijabi hati.”
Ia tertegun..lalu terbangun..beristighfar lalu mengambil air wudhu. Ia tunaikan sholat malam. Menangis dan menyesali perkataannya dulu..berjanji pada Allah sejak saat itu ia akan menutup auratnya

TOBATNYA SEORANG HABIB

Hidayah telah menyambutnya. Sehingga dia mengkajih ulang akan ajaran-ajaran yang telah diterimanya tempo dulu.



Hal ini seakan-akan mengingatkan seputar kisah kehidupan diri saya (Habib Ahmad bin Thalib) tempo dulu yang masih menjalankan praktek penyembuhan, dan bahkan foto diri saya sering muncul dicover depan majalah Liberty dengan bangganya memakai pakaian kebesaran sang habib yang serba tahu tentang hal-hal ghaib.



Namun sayang ternyata berita yang disajikan oleh majalah tersebut tidak sesuai dengan realita praktek pengobatan sehari-hari yang saya lakukan, itu hanya sekedar guna mempopulerkan melariskan praktek yang saya tekuni, walaupun saya seorang habib yang berprofesi menjalankan praktek pengobatan, namun dalam hal tersebut saya tidak pernah memberikan jimat kepada seorang pasienpun yang datang ke tempat saya.



Cuma pernah saya kasih ayat al-Quran yang ditulis di atas lepek atau air yang dibacakan ayat-ayat al-Quran untuk pengobatan seluruh pasien saya.



Alhamdulillah, setelah saya bertobat dari hal-hal tersebut, hingga saat ini dalam hal praktek pengobatanm apa saja, setiap tamu yang berobat tidak ada satupun yang saya layani, karena saya takut syirik.



Jika ada pasien atau tamu yang datang ke tempat saya, sebagai tuan rumah yang baik, ya harus menghormati mereka, dan saya layani tapi bukan dengan cara pengobatan yang dulu lagi.



Tapi saya beri nasehat kepada tamu saya agar mereka semua senantiasa menjalankan shalat lima waktu dengan berjamaah. Selain shalat, saya juga memberikan nasehat padanya agar senantiasa menjauhi hal-hal yang berbau syirik, jika ada yang mengenakan jimat saya suruh melepaskannya, dan segera saya musnahkan walaupun dia mengatakan jimat itu ijazah dari seorang kyai, gus atau habib, seperti saya.



Oleh karenanya, dalam hal jimat saya selalu bersikap tegas kepada pasien. Saya juga memberi nasehat padanya agar jangan lagi pergi ke dukun baik yang baju habib, kyai atau berbaju gus-gus.



Perhatikan juga sabda Rasulullah Shalallahu 'alaihi wasalam berikut ini:



‘Barang siapa datang kepada tukang ramal atau tukang sihir atau tukang tenung, lalu menanyakan sesuatu kepadanya dan mempercayai apa yang dikatakannya, maka sesungguhnya ia telah kufur kepada wahyu yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Shalallahu 'alaihi wasalam’.



Saran saya supaya orang-orang Islam ini jangan ada yang memakai jimat, walaupun jimat itu pemberian habib, kyai dan gus atau siapapun!. Karena jimat berkonotasi kepada kesyirikan yang layak dikatakan oleh ahlus syirki. Rasulullah Shalallahu 'alaihi wasalam telah melarang jimat. Dalam suatu hadis ditegaskan:



‘Sesungguhnya suwuk, jimat dan guna-guna adalah syirik’.



Jadi orang Islam harus bersih dari segala bentuk kesyirikan karena kesyirikan itu bisa menghapus seluruh amal kebaikan kita, oleh karena itu jauhilah!. Jika ada kyai, habib, gus atau siapapun yang berprofesi seperti saya segera kembali kepada ajaran Rasulullah Shalallahu 'alaihi wasalam yang murni. Dan tinggalkan praktek-praktek pembodohan umat.



Janganlah kita senantiasa ketagihan dengan barang dagangan kyai, habib dang gus, baik berupa jimat, sikep, susuk, tumbal dan sejenisnya segeralah anda tinggalkan dan lepaskan ikatan-ikatan pengaruhnya, sebab benda-benda tersebut dapat menjerumuskan anda ke dalam jurang kesyirikan, dan neraka tempatnya, karena itu saya kasihan terhadap anda.



Seharusnya kita senantiasa meresepi dan menghayati betul-betul kandungan makna ayat berikut ini: ‘Hanya Engkaulah yang kami sembah dan hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan’ (QS. Al-Fatihah: 5). Padahal ketika kita shalat senantiasa membaca ayat tersebut, tapi kenyataannya apa yang terjadi dalam praktek kehidupan kita sehari-hari ini, ternyata kita menyembah dan mohon pertolongan kepada selain Allah Subhanahu wata'ala, baik kuburan maupun manusia yang berbaju habib, kyai atau gus.



Oleh sebab itu perkenankan Saya (habib Ahmad Bin Thalib) mohon maaf apabila dalam praktek pengobatan baik ruhani maupun jasmani yang dulu masih ada kekhilafan, karena yang namanya manusia tidak luput dari kesalahan kecuali Rasulullah Shalallahu 'alaihi wasalam, semoga dengan risalah ini sudilah saudara-saudaraku mengikhlaskannya, atas segala kekhilafan yang pernah habib perbuat.



Oleh karena itu saya berharap kepada saudara-saudara seiman dan seagama agar senantiasa bersatu, saling mengingatkan dan menasehati, serta saling mencintai karena Allah Subhanahu wata'ala, bencipun juga seharusnya karena Allah Subhanahu wata'ala. Bukan karena golongan atau lainnya.



Karena dijaman sekarang ini telah banyak sekali orang yang mengaku wali, kyai dan habib. Yang menurut pandangan manusia dia adalah seorang habib tapi dihadapan Allah Subhanahu wata'ala belum tentu habib. Karena kita harus betul-betul melihat ajarannya, apakah sudah sesuai dengan yang dituntunkan oleh Rasulullah Shalallahu 'alaihi wasalam. Kalau tidak sesuai dengan ajaran al-Quran dan al-Hadits Nabi Shalallahu 'alaihi wasalam yang shahih maka kita harus berani meninggalkan ajaran tersebut, walaupun itu kyai, habib, gus atau siapapun yang memerintahkan untuk diamalkannya.



Nasehat dari saya untuk bahan renungan:



“Celakalah orang yang mati apabila dosa-dosanya masih hidup di bumi ini, orangnya mati tapi dosanya masih hidup, seperti halnya orang yang mengajarkan ilmu-ilmu sesat yang menyesatkan yang tidak pernah ada tuntunannya dari Rasulullah Shalallahu 'alaihi wasalam. Karena ajarannya diajarkan kepada orang lain, dan orang tersebut mengajarkan kepada orang lain lagi hingga ajaran sesat tersebut diajarkan seterusnya dan seterusnya, sehingga tiada terputus-putus sampai hari kiamat.



Dan beruntunglah orang yang mati apabila dosa-dosanya berhenti sampai di sini.



Dan yang paling beruntung adalah orang mati namun amalnya masih hidup di bumi ini karena ajarannya baik, sesuai dengan al-Quran dan al-Hadits yang shahih dan diamalkan oleh orang yang belajar padanya, dan orang ini pun menularkan pada orang lain dan seterusnya”.



Kiranya sampai di sini, semoga Allah Subhanahu wata'ala membersihkan diri kita dan menguatkan iman Islam kita serta menjadikan kita hamba Allah Subhanahu wata'ala yang ikhlas, yakin dan pasrah. Semoga kita dijauhkan dari segala bentuk kesyirikan, dan semoga Allah Subhanahu wata'ala senantiasa melimpahkan Rahmat-Nya dan semoga kita dalam lindungan-Nya selalu.



Sekian semoga bermanfaat.



Saya tutup pengantar ini dengan seuntai doa (tulisan Arabnya tidak saya salin):



“Ya Tuhanku, berikanlah kepadaku hikmah dan masukkanlah aku ke dalam golongan orang-orang yang saleh, dan jadikanlah aku buah tutur yang baik bagi orang-orang (yang datang) kemudian, dan jadikanlah aku termasuk orang-orang yang mempusakai syurga yang penuh kenikmatan” (QS. Asy-Syu’ara’: 83-85)



Wallahu a’lamu bishshawab. Wassalam (Habib Ahmad Bin Thalib).

Surat Untuk Sahabatku tersayang"

Insan yang tersia-sia malamnya

Assalamu'alaykum warahmatullaahi wabarakaatuh

Wahai orang-orang yang terpejam matanya,

Perkenankanlah kami, manusia-manusia malam menuliskan sebuah surat cinta kepadamu. Seperti halnya cinta kami pada waktu malam-malam yang kami rajut di sepertiga terakhir. Atau seperti cinta kami pada keagungan dan rahasianya yang penuh pesona. Kami tahu dirimu bersusah payah lepas tengah hari berharap intan dan mutiara dunia. Namun kami tak perlu bersusah payah, sebab malam-malam kami berhiaskan intan dan mutiara dari surga.

Wahai orang-orang yang terlelap,

Sungguh nikmat malam-malammu. Gelapnya yang pekat membuat matamu tak mampu melihat energi cahaya yang tersembunyi di baliknya. Sunyi senyapnya membuat dirimu hanyut tak menghiraukan seruan cinta. Dinginnya yang merasuk semakin membuat dirimu terlena, menikmati tidurmu di atas pembaringan yang empuk, bermesraan dengan bantal dan gulingmu, bergeliat manja dibalik selimutmu yang demikian hangatnya. Aduhai kau sangat menikmatinya.

Wahai orang-orang yang terlena,

Ketahuilah, kami tidak seperti dirimu!! Yang setiap malam terpejam matanya, yang terlelap pulas tak terkira. Atau yang terlena oleh suasananya yang begitu menggoda. Kami tidak seperti dirimu!! Kami adalah para perindu kamar di surga. Tak pernahkah kau dengar Sang Insan Kamil, Rasulullah SAW bersabda : "Sesungguhnya di surga itu ada kamar yang sisi luarnya terlihat dari dalam dan sisi dalamnya terlihat dari luar. Disediakan untuk mereka yang memberi makan orang-orang yang memerlukannya, menyebarkan salam serta mendirikan shalat pada saat manusia terlelap dalam tidur malam." Sudahkah kau dengar tadi? Ya, sebuah kamar yang menakjubkan untuk kami dan orang-orang yang mendirikan shalat pada saat manusia-manusia yang lain tertutup mata dan hatinya.

Wahai orang-orang yang keluarganya hampa cinta,

Kau pasti pernah mendengar namaku disebut. Aku Abu Hurairah, Periwayat Hadist. Kerinduanku akan sepertiga malam adalah hal yang tak terperi. Penghujung malam adalah kenikmatanku terbesar. Tapi tahukah kau? Kenikmatan itu tidak serta merta kukecap sendiri. Kubagi malam-malamku yang penuh syahdu itu menjadi tiga. Satu untukku, satu untuk istriku tercinta dan satu lagi untuk pelayan yang aku kasihi. Jika salah satu dari kami selesai mendirikan shalat, maka kami bersegera membangunkan yang lain untuk menikmati bagiannya. Subhanallah, tak tergerakkah dirimu? Pedulikah kau pada keluargamu? Adakah kebaikan yang kau inginkan dari mereka? Sekedar untuk membangunkan orang-orang yang paling dekat denganmu, keluargamu?

Lain lagi dengan aku, Nuruddin Mahmud Zanki. Sejarah mencatatku sebagai Sang Penakluk kesombongan pasukan salib. Suatu kali seorang ulama tersohor Ibnu Katsir mengomentari diriku, katanya, "Nuruddin itu kecanduan shalat malam, banyak berpuasa dan berjihad dengan akidah yang benar." Kemenangan demi kemenangan aku raih bersama pasukanku. Bahkan pasukan musuh itu terlibat dalam sebuah perbincangan seru. Kata mereka, "Nuruddin Mahmud Zanki menang bukan karena pasukannya yang banyak. Tetapi lebih karena dia mempunyai rahasia bersama Tuhan." Aku tersenyum, mereka memang benar. Kemenangan yang kuraih adalah karena do'a dan shalat-shalat malamku yang penuh kekhusyu'an.

Tahukah kau dengan orang yang selalu setia mendampingiku? Dialah Istriku tercinta, Khatun binti Atabik. Dia adalah istri shalehah di mataku, terlebih di mata Allah. Malam-malam kami adalah malam penuh kemesraan dalam bingkai Tuhan. Gemerisik dedaunan dan desahan angin seakan menjadi pernak-pernik kami saat mendung di mata kami jatuh berderai dalam sujud kami yang panjang.

Kuceritakan padamu suatu hari ada kejadian yang membuat belahan jiwaku itu tampak murung. Kutanyakan padanya apa gerangan yang membuatnya resah. Ya Allah, ternyata dia tertidur, tidak bangun pada malam itu, sehingga kehilangan kesempatan untuk beribadah. Astaghfirullaah, aku menyesal telah membuat dia kecewa. Segera setelah peristiwa itu kubayar saja penyesalanku dengan mengangkat seorang pegawai khusus untuknya. Pegawai itu kuperintahkan untuk menabuh genderang agar kami terbangun di sepertiga malamnya.

Wahai orang-orang yang terbuai,

Kau pasti mengenalku dalam kisah pembebasan Al Aqsa, rumah Allah yang diberkati. Akulah pengukir tinta emas itu, seorang Panglima Perang, Shalahuddin Al-Ayyubi. Orang-orang yang hidup di zamanku mengenalku tak lebih dari seorang Panglima yang selalu menjaga shalat berjama'ah. Kesenanganku adalah mendengarkan bacaan Al-Qur'an yang indah dan syahdu. Malam-malamku adalah saat yang paling kutunggu. Saat-saat dimana aku bercengkerama dengan Tuhanku. Sedangkan siang hariku adalah perjuangan-perjuangan nyata, pengejawantahan cintaku pada-Nya.

Wahai orang-orang yang masih saja terlena,

Pernahkah kau mendengar kisah penaklukan Konstantinopel? Akulah orang dibalik penaklukan itu, Sultan Muhammad Al Fatih. Aku sangat lihai dalam memimpin bala tentaraku. Namun tahukah kau bahwa sehari sebelum penaklukan itu, aku telah memerintahkan kepada pasukanku untuk berpuasa pada siang harinya. Dan saat malam tiba, kami laksanakan shalat malam dan munajat penuh harap akan pertolongan-Nya. Jika Allah memberikan kematian kepada kami pada siang hari disaat kami berjuang, maka kesyahidan itulah harapan kami terbesar. Biarlah siang hari kami berada di ujung kematian, namun sebelum itu, di ujung malamnya Allah temukan kami berada dalam kehidupan. Kehidupan dengan menghidupi malam kami.

Wahai orang-orang yang masih saja terpejam,

Penghujung malam adalah detik-detik termahal bagiku, Imam Nawawi. Suatu hari muridku menanyakan kepadaku, bagaimana aku bisa menciptakan berbagai karya yang banyak? Kapan aku beristirahat, bagaimana aku mengatur tidurku? Lalu kujelaskan padanya, "Jika aku mengantuk, maka aku hentikan shalatku dan aku bersandar pada buku-bukuku sejenak. Selang beberapa waktu jika telah segar kembali, aku lanjutkan ibadahku."

Aku tahu kau pasti berpikir bahwa hal ini sangat sulit dijangkau oleh akal sehatmu. Tapi lihatlah, aku telah melakukannya, dan sekarang kau bisa menikmati karya-karyaku.

Wahai orang-orang yang tergoda,

Begitu kuatkah syetan mengikat tengkuk lehermu saat kau tertidur pulas? Ya, sangat kuat, tiga ikatan di tengkuk lehermu! Dia lalu menepuk setiap ikatan itu sambil berkata, "Hai manusia, engkau masih punya malam panjang, karena itu tidurlah!."

Hei, sadarlah, sadarlah, jangan kau dengarkan dia, itu tipu muslihatnya! Syetan itu berbohong kepadamu. Maka bangunlah, bangkitlah, kerahkan kekuatanmu untuk menangkal godaannya. Sebutlah nama Allah, maka akan lepas ikatan yang pertama. Kemudian, berwudhulah, maka akan lepas ikatan yang kedua. Dan yang terakhir, shalatlah, shalat seperti kami, maka akan lepaslah semua ikatan-ikatan itu.

Wahai orang-orang yang masih terlelap,

Masihkah kau menikmati malam-malammu dengan kepulasan? Masihkah? Adakah tergerak hatimu untuk bangkit, bersegera, mendekat kepada-Nya, bercengkerama dengan-Nya, memohon keampunan-Nya, meski hanya 2 rakaat? Tidakkah kau tahu, bahwa Allah turun ke langit bumi pada 1/3 malam yang pertama telah berlalu. Tidakkah kau tahu, bahwa Dia berkata, "Akulah Raja, Akulah Raja, siapa yang memohon kepada-Ku akan Kukabulkan, siapa yang meminta kepada-Ku akan Kuberi, dan siapa yang memohon ampun kepada-Ku akan Ku ampuni. Dia terus berkata demikian, hingga fajar merekah."

Wahai orang-orang yang terbujuk rayu dunia,

Bagi kami, manusia-manusia malam, dunia ini sungguh tak ada artinya. Malamlah yang memberi kami kehidupan sesungguhnya. Sebab malam bagi kami adalah malam-malam yang penuh cinta, sarat makna. Masihkah kau terlelap? Apakah kau menginginkan kehidupan sesungguhnya? Maka ikutilah jejak kami, manusia-manusia malam. Kelak kau akan temukan cahaya di sana, di waktu sepertiga malam. Namun jika kau masih ingin terlelap, menikmati tidurmu di atas pembaringan yang empuk, bermesraan dengan bantal dan gulingmu, bergeliat manja di balik selimutmu yang demikian hangatnya, maka surat cinta kami ini sungguh tak berarti apa-apa bagimu.

Semoga Allah mempertemukan kita di sana, di surga-Nya, mendapati dirimu dan diri kami dalam kamar-kamar yang sisi luarnya terlihat dari dalam dan sisi dalamnya terlihat dari luar. Semoga...

Wassalamu'alaykum warahmatullaahi wabarakaatuh,

Jika Hati

Bisillahirrahmanirrahiim


Jika hati itu adalah ruang
Maka ku harap hanya pemilikNya yang menempatinya

Jika hati adalah bejana
Maka ku harap rahmatlah yang mengisinya

Jika hati itu adalah selembar kertas
Maka Ku harap Kesucianlah yang menjaganya dari noda

Jika hati itu harus mendapati fitrahnya
Maka biarlah mengalir dengan keridhaanNya

Jika fitrah itu merindukan balasnya
Maka biarlah hanya dia yang berhak sajalah yang kelak membalasnya

Jika fitrah itu kehilangan dalam waktu
Maka cukuplah dia yang ku tunggu demi mengurangi kesia-siaanku dalam meleburkan potensi keindahan fitrah ini kepada yang belum berhak membalasnya

Jika fitrah itu tak mampu bersemi dalam ridhaNya
Ku berharap Semoga Rabb sampaikan fitrah itu kepada keridhaanNya

Jika fitrah itu dalam keraguan
Maka kuberharap Rabb menyegerakan mempertemuanku dengannya

Jika fitrah itu menghendaki kesucian
Maka cukup kesucianlah yang berhak menyelimutinya

Jika fitrah adalah cinta
Maka ku berharap Cinta itu lahir dalam dekapan kesucian akan sebuah Keridhaan
Menjadikan sang hati mendekat kepada Pemiliknya yang Maha Suci
Mengharap Keberkahan datang untuk meriasi fitrah ini dengan kesucian

Jika fitrah ini harus mencintai
Maka fitrah ini akan belajar untuk mencintai dia yang berhak merengkuh cinta itu dihatinya kelak
Entah kepada siapa, namun Fitrahku kepadanya lebih dahulu hadir dari perkenalanku dengannya

Namun, dalam masa penantian ini membuatku bertanya tentangnya
Tetapi, Cinta ini lebih dulu terarah kepadanya sebelum suara dan hadirnya sampai kepada penginderaan
Cinta ini telah datang mendahului waktu yang akan mempertemukan aku dengannya
Aku telah belajar mencintainya mulai saat ini, walaupun aku belum pernah mengenalnya
Sehingga Cintaku tak sia-sia karena pasti terbalas kepada dia yang berhak membalasnya...
-
Seseorang yang merindukan akan kehadiran seseorang yang akan menjadi pendamping dunia dan akhiratnya kelak, tak akan pernah rela membiarkan pasangannya itu bermaksiat kepada Rabbnya walaupun dia belum pernah meminangnya
Jaga selalu kesucianmu, karena kesucian itu akan sampai kepada hati yang berhak membalasnya
Berharaplah kesucian kepadaNya Yang Maha Suci. Semoga Dia memberikan engkau dan pasanganmu Kesucian
Ingatlah bahwa: Laki-laki yang baik untuk wanita-wanita yang baik dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik

Keep Istiqomah dalam kebaikan

*Salam Cintaku Kepada Kalian Semua Karena Kecintaanku kepada Rabb*

Semoga Alah memaafkan aku ketika aku bersalah
Allahuma Amiin

--end---

Bagaimana Seseorang Terbebas Dari Kekerasan Hati?

Pertanyaan :

Bagaimana manusia terbebas dari kekerasan hati dan apakah sebab-sebabnya ?



Jawaban :

Sebab-sebab kekerasan hati ialah dosa, kemaksiatan, sering lalai dan bergaul dengan orang-orang yang lalai dan orang-orang yang fasiq. Semua kekerasan ini merupakan sebab-sebab kekerasan hati.

Sementara yang menyebabkan hati menjadi lunak, bersih dan tentram ialah mentaati Allah Subhanahu Wata'ala, berteman dengan orang-orang yang baik dan memelihara waktunya dengan dzikir, membaca al-Qur’an dan istighfar. Siapa yang memelihara waktunya dengan dzikir kepada Allah, membaca al-Qur’an, bergaul dengan orang-orang yang baik dan menjauhi bergaul dengan orang-orang yang lalai dan orang-orang yang jahat, maka hatinya menjadi baik dan lunak. Allah Subhanahu Wata'ala berfirman :


أَلاَبِذِكْرِ اللهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ

“...hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.” (QS. Ar-Ra’d: 28)

[Majmu’ Fatawa wa Maqalat Mutanawwi’ah, hal. 244, Syaikh Ibn Baz]


Sumber : Fatwa-Fatwa Terkini, jilid 3, hal: 573-574, cet: Darul Haq http://www.facebook.com/l/f1af1S6DXx0nDJUQxU0JRLJTtAA;Jakarta,www.alsofwah.or.id


http://www.facebook.com/l/f1af1q6Id4-KnZY_cGqVGalF81g;artikelassunnah.blogspot.com/2011/01/bagaimana-seseorang-terbebas-dari.html

Kamis, 17 Maret 2011

Mendapatkan Naungan Allah

Dari salah seorang sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam –Abul Yasar-, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Barangsiapa ingin mendapatkan naungan Allah ‘azza wa jalla, hendaklah dia memberi tenggang waktu bagi orang yang mendapat kesulitan untuk melunasi hutang atau bahkan dia membebaskan utangnya tadi.” (HR. Ahmad. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa hadits ini shahih)

Sedekah sebagai benteng mencegah bencana

Kalau tidak mengandung samudera hikmah dan lautan pahala, tentu Rasulullah SAW tidak akan menganjurkan untuk selalu bersedekah kepada para sahabat, bahkan termasuk kepada sahabat yang paling miskin, seperti Abu Dzar Al Ghifari, Bilal dan Abu Dhamdham. Saking “penasaran“, Abu Dzar pernah bertanya “Wahai Nabi Allah. Engkau selalu memerintahkan kepada kami untuk bersedekah, apa hakekat sedekah itu ?“ Rasulullah SAW menjawab dengan satu kalimat yang diulanginya tiga kali berturut-turut “Sedekah itu sesuatu yang ajaib!“.

Rasulullah SAW bersabda “Jika aku perintahkan kalian akan sesuatu, maka lakukanlah sebagian dari sesuatu itu semampu kalian. Akan tetapi, jika aku melarang kalian dari sesuatu, maka tinggalkanlah sesuatu itu seluruhnya (secara total). Dalam hadis qudsi, Allah SWT berfirman, “Wahai anak Adam, kosongkanlah gudangmu untuk memenuhi apa yang ada di sisi-Ku. Engkau akan selamat dari kebakaran, kebanjiran, pencurian dan kejahatan. Itu semua lebih engkau butuhkan“ (HR.Thabrani dan Baihaqi).

Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya sedekah dapat menolak tujuh puluh pintu bencana “. Karena itu Nabi SAW menganjurkan agar bersedekah setiap hari, pada awal pagi dengan apa saja. Karena bencana atau bala tidak akan menembus benteng sedekah seorang mukmin. Ujar Ibnu Al Qayyim, “Allah menolak beragam bencana dengan sedekah. Ketentuan ini telah populer, baik bagi para ulama maupun orang awam. Oleh karena itu, banyak penduduk bumi yang mengandalkan sedekah, karena mereka telah mencobanya.” Ibnu Abi Alja’ad menandaskan, “Sesungguhnya sedekah menolak tujuh puluh pintu keburukan“. Dalam bagian lain Ibnu Al Qayyim bertutur, “Sedekah memiliki dampak yang luar biasa untuk menolak berbagai macam bala meskipun sedekah itu dikeluarkan oleh orang yang fasik, zalim atau kafir. Dengan mengeluarkan sedekah, Allah akan menolak berbagai macam bala yang akan menimpa orang itu.”

Dikisahkan Jibril memberi tahu nabi Isa AS. perihal kematian tukang cuci. Ketika Isa As pergi ke tempat tukang cuci itu, ia sedang mencuci. Nabi Isa terkejut karena ternyata tukang cuci itu masih hidup. Jibril turun memberi tahu Isa AS “Karena dia bersedekah dengan 3 potong roti. Allah pun menghindarkannya dari bencana kematian. Sebenarnya di dalam tumpukan pakaian yang dia bawa, ada seekor ular hitam yang akan menggigitnya. Namun Allah menyelamatkannya dari bencana itu karena sedekahnya“.

Satu hari malaikat maut menemui nabi Ibrahim AS dan bertanya “Siapa anak muda yang tadi bertamu ke rumahmu?“. ”Ia sahabat sekaligus muridku,“ jawab Nabi Ibrahim. ”Apa maksud kedatangannya menemuimu!“. “Dia mengutarakan niatnya akan menikah esok pagi,“ kilah Ibrahim. ”Sayang sekali ya, usia anak muda itu tidak akan sampai esok pagi,“ ujar malaikat maut. Setelah itu ia segera meninggalkan nabi Ibrahim. Ternyata esok harinya Nabiyallah Ibrahim masih melihat dan menyaksikan walimah pernikahan anak muda itu. Bahkan usia anak muda itu sampai 70 tahun. Ketika perihal tersebut ditanyakan Ibrahim kepada malaikat maut, ia menjawab : “Wahai Ibrahim, di malam menjelang pernikahannya, anak muda tersebut menyedekahkan separuh dari kekayaannya. Dan ini yang membuat Allah memutuskan untuk memanjangkan umur anak muda tersebut, hingga engkau masih melihatnya hidup“.

Dua orang akhwat dari salah satu Ponpes di Bandung mengaku baru kembali dari kampung halamannya di Jawa Tengah. Keduanya bercerita, tentang kejadian luar biasa yang dialaminya ketika pulang kampung dengan bus antarkota, beberapa hari sebelumnya. Di tengah perjalanan, bus yang ditumpanginya terkena musibah, bertabrakan dengan dahsyatnya. Bahkan para penumpang yang duduk didekatnya meninggal seketika dengan bersimbah darah. Dari seluruh penumpang tersebut hanya dua akhwat itulah yang selamat dengan tidak terluka sedikitpun. Menurut pengakuan keduanya, ada dua amalan yang dikerjakan keduanya waktu itu, yakni ketika hendak berangkat mereka sempat bersedekah terlebih dahulu dan selama dalam perjalanan selalu melafazdkan zikir. Dalam kaitan ini, terbukti lagi kebenaran sabda Rasulullah SAW “Bersegeralah bersedekah, sebab yang namanya bencana atau bala tidak pernah mendahului sedekah“. “Belilah semua kesulitanmu dengan Sedekah“. “Obatilah penyakitmu dengan sedekah“. “Sedekah itu sesuatu yang ajaib“. “Sedekah menolak 70 macam bala dan bencana“.

Diceritakan, bahwa di zaman Nabi Sulaiman AS terjadi sepasang merpati mengadu, bahwa telurnya selalu diganggu oleh seseorang yang jahil. Sulaiman AS memerintahkan kepada iblis menjaga keselamatan telur merpati itu dan mematahkan pria yang akan mengganggunya. Suatu hari si Merpati datang mengadu kepada Sulaiman. Nabi Sulaiman meminta pertanggungan jawaban si Iblis yang ditugasi. Si Iblis berkata, “Kami tidak dapat menekuk batang leher si pengganggu itu, karena ia dikawal oleh dua malaikat. Pria yang jahil itu, sebelum keluar rumah, di pagi harinya, ia telah bersedekah sekeping roti kering kepada si pengemis.

Maka dianjurkan ketika terjadinya bencana, untuk mengasihi kaum duafa dengan bersedekah kepada mereka. Hal ini berdasarkan sabda Nabi SAW, “Saling mengasihilah di antara kalian, niscaya kalian akan dikasihi. Orang yang mengasihi akan dikasihi oleh Ar-Rahman ( Allah ). Saling mengasihilah di antara kalian orang-orang dimuka bumi ini, niscaya kalian akan dikasihi oleh yang ada di atas langit“. Telah diriwayatkan dari Umar bin Abdul Aziz, bahwasanya beliau dahulu pernah menulis perintah kepada para pembantunya – ketika terjadinya gempa bumi agar mereka bersedekah. Wallahualam. **

Bisa apa kita tanpa IBU ??

Pernah dengar lagu ini?
Ribuan kilo jalan yang kau tempuh
Lewati rintang untuk aku anakmu
Ibuku sayang masih terus berjalan
Walau tapak kaki penuh darah penuh nanah
Seperti udara kasih yang engkau berikan
Tak mampu ku membalas ...
Ibu
Ibu

Tadi pagi kubaca sebuah berita di salah satu sudut sebuah koran cukup terkenal di Solo. Disana ditulis sebuah kisah seorang Ibu di China yang berusaha menyelamatkan anaknya. Usianya sudah mencapai 55 tahun. Perempuan itu rela berjalan kaki sejauh 10 kilometer setiap hari selama 7 bulan. Hal itu dilakukannya agar dia bisa menurunkan berat badannya dan menyelamatkan nyawa putranya.

Chen Yurong, perempuan itu, berjalan kaki lebih dari 2.000 kilometer secara keseluruhan setelah diberitahu bahwa putranya yang berusia 31 tahun, Ye Haibin, memerlukan cangkok hati. Namun pada Februari lalu dokter mengatakan hati Chen tak cocok karena telah tertimbun sangat banyak lemak.

Dalam upaya membuat hatinya siap untuk pencangkokan, Chen berjalan kaki di sepanjang tanggul sungai di dekat rumahnya di kabupaten Jiang’an, Provinsi Hubel, setiap hari. Ia juga menjalani diet, dan hanya makan nasi serta sayuran. Dan upaya keras si ibu itu terbukti tidak sia-sia. Berat badannya berhasil turun 8 kilogram, dan 19 Oktober lalu, tim dokter menyatakan hatinya telah mencapai standar untuk pencangkokan.
Dalam operasi selama 14 jam di Tonggi Hospital University, Chen telah memberikan sebagian hatinya kepada sang anak.

Desember tahun lalu, Chen memutuskan untuk mendonorkan hatinya kepada si anak, yang selama 18 tahun menderita penyakit Wilson. Penyakit Wilson merupakan penyakit genetika yang disebabkan oleh timbunan tembaga yang terlalu banyak dalam tubuh sehingga menyebabkan degenerasi (kemerosotan fungsi) hati.

Tim dokter mengatakan bahwa secara teori, hidup Ye Haibin dapat diperpanjang untuk waktu yang lama. Chen adalah ibu yang “luar biasa”.

SUBHANALLOH!

Aku benar-benar menangis membaca berita ini di koran.
That’s the wonderful person, IBU!
Dia lakukan semua untuk anaknya, meskipun nyawa taruhannya.

Ah, Ibu ...
Membayangkan wajahnya saja, terlintas begitu banyak kenangan.

Jadi ingat, kalau dulu sewaktu aku masih kecil, setiap kali Ibu menghadiri walimahan tetangga atau ketika rapat di kantor (kebetulan Ibuku adalah seorang guru) dan mendapatkan makanan kardus atau snack-snack kecil pasti dibawa pulang. Untuk anak-anaknya di rumah.

Setiap habis masak untuk keluarga dan tiba saatnya waktu makan, selalu menunggu semua anggota keluarga mengambil makan terlebih dahulu. Ibu menunggu untuk memastikan bahwa suami dan anak-anaknya telah kenyang.

Saat aku sedang menghadapi UAN SMA, dan jatuh sakit, Ibu dengan setia menemaniku belajar dan merawatku.

Saat aku akhirnya memutuskan untuk kuliah di Solo, dan kemudian menjadi aktivis (sok) sibuk hingga kadang jarang pulang ke rumah, Ibu hanya bisa bersabar dengan pertanyaannya “Kapan pulang, nduk?”.

Saat akhirnya aku collapse dengan tipusku dan opname beberapa kali di rumah sakit, Ibu berkata, ”Maafkan Ibu, Nak. Ibu tak bisa merawatmu dengan baik.” Kekhawatiran seorang Ibu.

Aku membuatnya sedih. Sedih.

Alloh ...

Aku tak bisa membayangkan, apa jadinya aku tanpa seorang Ibu. Siapalah aku, lahir dari rahim seorang perempuan tangguh, yang aku sangat tahu ketika beliau mendapatkan cobaan besar dalam hidupnya dan aku tak mampu berbuat apa-apa.

Alloh, kutitipkan penjagaannya pada-Mu.
Jangan ambil kebahagiaan dari sisinya, penuhi ia dengan limpahan rahmat-Mu.
Terlalu banyak kenangan, dan aku tak ingin menghapusnya.

Alloh, beri aku waktu ... sedikit lagi, untuk membahagiakannya.
Sampaikan usiaku hingga aku masih bisa mencium lembut kedua tangannya yang tak pernah henti menengadah ke langitmu, memanjatkan doa di tiap shalat malamnya.

Maafkan aku, Bu ...



_Ibu, akujatuhcintaditiapsenyumtulusmu_

NUTRISI JIWA -1

Semoga 50-rangkaian motivasi dari inspirasi yang dicatat dari status status terakhir di bulan desember ini akan menyentuh, menggugah dan menjadi makanan bagi jiwa jiwa - meneguhkan keimanan, mengisi keropos keropos dalam hati dan mempererat persaudaraan.

***
Kondisi hati selalu berubah ubah dan fikiran menari mengikutinya,.

Pujilah nama rabb-mu selagi hati itu lembut, karena didalam hati yg lembutlah tersimpan maaf, pemahaman dan cinta. Disanalah titik titik inspirasi bertaburan menuruni lembah dihatimu yang indah..

***

Hdup ini mudah, saat kita kepanasan masih banyak pohon untuk berteduh. saat kita tersesat masih banyak pejalan kaki untuk kita tanya,.

Tapi diakhirat? saat semua wajah wajah ketakutan dan tak ada satu pohonpun untuk berteduh..

Keutamaan Berjabat Tangan Ketika Bertemu

Dari al-Bara’ bin ‘Azib radhiyallahu ‘anhu, dia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Tidaklah dua orang muslim saling bertemu kemudian berjabat tangan, kecuali akan diampuni (dosa-dosa) mereka berdua sebelum mereka berpisah.“

HR Abu Dawud (no. 5212), at-Tirmidzi (no. 2727), Ibnu Majah (no. 3703) dan Ahmad (4/289), dinyatakan shahih oleh syaikh al-Albani dengan berbagai jalur dan pendukungnya dalam kitab Silasilatul Ahaaditsish Shahiihah (no. 525).

Kunci Sukses (1)

Bismillahirrohmanirrohiim


Assalamualaikum Warahmatullahi wabarakaatuh


Sudah menjadi realita kehidupan ini, hal yang sering kita temukan dalam kehidupan sehari- hari, ternyata kebahagiaan yang kita rindukan, bukanlah hal yang mudah untuk didapat.

Kita sering sekali menemukan orang pusing dan mengeluh karena tidak punya uang, dimana dalam waktu yang bersamaan, kita temukan mereka yang berduit, mengeluh karena stress, dan gelisah.

Sekalipun harta yang dimilikinya serta jabatan yang diterimanya, ternyata bukanlah jaminan bagi seseorang untuk bahagia dan kaya.

Jadi apa sebenarnya yang dikatakan kaya itu ?

Rasulullah SAW bersabda : ” laisalghina,mankatsura maaluhu,lakinnal ginaa, ginanafs = Tidaklah yang dikatakan kaya, orang yang banyak hartanya, tetapi yang dikatakan kaya, adalah mereka yang kaya akan jiwanya “.

Jadi apa yang sebenarnya dicari manusia didunia ini ?.” Itu dianya, kekayaan jiwa, bahagia lahir dan bathin “.

Coba kita melihat illustrasi di bawah ini :

Bayangkan, jika ada sebuah rumah, didalamnya terdapat meja makan dengan makanan yang lezat , serta segala macam aksesorisnya yang indah, membuat lega mata memandang, terbit selera karenanya, tetapi rumah itu terkunci rapat, bahkan digembok .Manakah yang kita pikirkan lebih dahulu, hidangan yang lezatkah , atau kunci rumahnya yang kita cari dahulu ?”

Siapapun orangnya yang mempunyai pikiran normal, pasti yang dicarinya dulu adalah kunci rumahnya , mati-matian ia mencari kunci tersebut. Bila tidak punya kunci rumah, sama saja dengan menyiksa diri, dengan membuat penderitaan yang tiada bertepi, didera keinginan yang tidak tercapai.

Yakinlah, kenyataan hidup tidak jauh beda dengan illustrasi diatas. Untuk menikmati hidup ini tanpa mengetahui kuncinya, maka kebahagiaan itu, hanya tinggal angan-angan belaka, kalaupun merasa mendapatkannya, hanyalah semu belaka, bak orang yang kehausan ditengah jalan, melihat dari kejauhan, yang dilihatnya air, setelah didekati, ternyata fatamorgana belaka. Kenapa hal itu sampai terjadi ? Karena ia tidak punya kuncinya. Tidak dipegang erat-erat kunci tersebut. Pernah dipegang, dipinjamkan, tapi hilang, karena tak digenggam kuat.

Sayang sekali, banyak diantara kita sibuk memikirkan hidangan lezat yang ada dimeja makan, ketimbang memikirkan ataupun mencari dan berusaha memiliki kunci rumahnya.

Inilah salah satu penyebab mengapa hidup kita menjadi sulit mendapatkan kebahagiaan, dan ketenangan, yang akhirnya berpindah menjadi rasa takut, cemas, was-was, gelisah, khawatir, sakit hati, buruksangka ,hasad, iri, riya, taadzub, sombong , dan sebagainya.

Lantas,bagaimana cara meraih kunci itu ?.

Mari sama-sama kita menelaah dan meneliti, serta merenungi apa yang dipaparkan berikutnya :

Sebelum memulai melihat kunci itu, ingin kita melihat dulu Syair dibawah ini , yang saya terjemahkan dari Syair bahasa Arab

” Jika Engkau tidak berusaha mencapai kunci daripada rahasia kesuksesan hidup ini dengan akal dan daya upayamu, serta menempati rumusnya, maka yakinlah engkau akan selalu berada didalam kegelisahan dan kesengsaraan “.

” Dan bila Engkau menginginkan kebahagiaan,maka berbuatlah demi untuk mencapai kesuksesan itu, carilah jalan , serta kuncinya “.

” Jika Engkau mencari kesuksesan, maka pada hakikatnya, kesuksesan itu berada ditanganmu “.

Dan jika Engkau termasuk didalam orang yang mendapatkan kebahagiaan itu, maka dengan akalmu tetaplah dalam tiga hal ini :

== Tetap berada di Jalan HidayahNya.

== Menyempurnakan ketaqwaanmu.

== Makanlah makanan yang halal, baik dan bergizi.

Betapa banyaknya orang yang fakir hidup dan mati, namun ia selalu mensyukuri nikmat, dan kebahagiaan dari Allah ta’ala yang diberikan padanya.

Dan betapa banyak pula orang kaya yang hidup dan mati, sementara ia selalu berkeluh kesah, dan mengeluhkan akan keadaannya, serta kegersangan yang dihadapinya.

BErsambung

Wassalamu'alaikum

Bunga Mawar

Sahabat, pasti kau tahu bunga mawar. Bunga yang sering menjadi lambang dari cinta, romantisme, bunga yang warnanya tegas, jika ia berwarna merah, maka ia akan berwarna merah darah, pekat! Jika ia putih, ia pun berwarna putih yang teguh, suci. Jarang mawar berwarna merah muda, meskipun mungkin ada.



Bunga mawar beraroma harum, kelopak-kelopaknya begitu tertata, banyak, dan melindungi benang sarinya dengan seksama. Mawar juga tidak mudah menggugurkan mahkota-mahkota bunganya, aku membuktikannya, betapa mawar tetap bermahkota dan berkelopak meskipun mungkin bila ia dipetik dengan tangkainya dan ia diletakkan tanpa air, ia mungkin layu, tapi mahkotanya tidak gugur!



Bunga itu masih lagi dilindungi kelopaknya yang tak kalah teguh. Bukan itu saja! Kau tahu, sahabat ? Mawar begitu sulit terjangkau! Ya! Kita harus berhati-hati memetiknya sebab tangkainya yang meskipun kecil namun kokoh itu berduri.



Begitulah. Setiap bagian dari mawar sempat kuamati. Setiap bagian bunganya begitu mantap dan teguh, selain bentuknya yang indah dan baunya yang harum. Mawar begitu mempesona.



Mawar begitu misterius, elegan . Bentuk dan aromanya yang mempesona, semua membuat orang ingin menikmatinya, memetiknya, memilikinya. Tapi, ternyata tidak mudah mendapatkannya. Untuk memetiknya kita harus berhati-hati agar durinya tidak melukai. Tidak sembarangan kita bisa sambil lalu memetiknya, bila kita tidak ingin’diserang’ oleh durinya. Tangkainya juga tidak mudah dipatahkan. Bila kalian pernah mengalami, kita harus menggunakan alat (gunting, pisau) untuk memotongnya. Iya kan ?



Hmmmmmm……….Begitulah. Mawar. Kau tau sahabat, bahwa ada wanita-wanita seperti mawar. Tapi, mungkin tidak banyak. Dan seorang muslimah yang seperti mawar??? Wah tentu lebih sedikit lagi.



Aku tidak sedang membicarakan kecantikan fisik, meskipun jika itu ada dalam diri seseorang, kita tak bisa menyangkal untuk memujinya.



Wanita atau muslimah yang seperti mawar, begitu enak dipandang. Kecantikannya terpancar dari sebuah keteguhan yang dalam. Kalaupun dia memang dianugerahi kecantikan fisik oleh Allah, dia akan semakin cantik. Kalaupun secara fisik dia tidak tergolong ‘begitu cantik’ namun dia memancarkan kecantikan yang lain. Kecantikan yang membawanya pada sebuah derajat yang begitu tinggi. Elegan.



Wanita yang seperti bunga mawar memiliki keteguhan prinsip, dia mengerti setiap detil dari dirinya begitu berharga, untuk itulah dia menjaganya, melindunginya dengan seksama. Lihat betapa banyak ‘senjata’ yang dimiliki mawar untuk melindungi putik dan benang sarinya. Itulah , perempuan apalagi perempuan Islam, dituntunkan untuk selalu menjaga dirinya, karena setiap bagian jasad, ruh dan akalnya memiliki potensi keindahan.



Wanita atau perempuan yang berkarakter mawar juga sangat teguh pendiriannya. Dia tidak mudah meluruhkan harga dirinya untuk hal-hal yang tidak sesuai dengan jalan perinsipnya. Lihat, betapa mawar tidak mudah menggugurkan mahkota bunganya meskipun ia layu. Perempuan-perempuan seteguh mawar tidak akan meluruhkan kehormatannya . Dia akan menjaganya meskipun ia harus berjuang untuk itu. Keadaan tidak membuatnya cengeng.



Satu lagi, sahabat. Mawar tidak mudah dipetik. Perempuan-perempuan yang teguh dan meneguhkan, cerdas dan mencerdaskan, baik dan memperbaiki akan memancarkan banyak energi. Semua orang tahu bahwa dia memiliki banyak pesona. Namun pesona itu tidak membuatnya lengah. Pun begitu, perempuan-perempuan berkarakter mawar selalu memancarkan keramahan, kebaikan. Tapi untuk mendapatkannya? Nanti dulu! Bukan jual mahal, tapi ia memiliki izzah (harga diri, kehormatan, rasa PD, bangga bukan karena dirinya tapi ‘bangga’ karena ia memegang teguh Islam dan segala peraturannya).



Pesona mawar membuat orang tidak berani mempermainkannya. Pesona karakter ‘mawar’ akan menyeleksi siapa yang beruntung mendapatkannya dengan cara yang baik, bukan menyerobot apalagi memetiknya dengan paksa! Sebab jika itu dilakukan, Sang Mawar akan melukai tangan pemetiknya yang kasar dan tidak beradab, iya kan?



Maka, siapapun yang ingin memetik mawar-mawar muslimah itu, ia haruslah seorang yang memiliki keteguhan dan daya juang! Ia harus meminta mawar-mawar muslimah itu dari pemiliknya. Siapa pemiliknya? Sang pencinta mawar itu dan pemilik kebun mawar yang sejak kecil merawat dan menjaga Sang mawar agar tumbuh menjadi muslimah yang teguh.



Bagaimana? Jika kalian baca tulisanku ini dan kalian seorang perempuan, muslimah, semoga kalian bergegas untuk menjadi kuntum mawar terindah di kebun rumah orang tua kalian. Jika kalian seorang laki-laki, seorang muslim, dan sedang ‘mengagumi’ salah satu kuntum mawar itu, bersiaplah untuk menjadi pemetiknya yang ‘sekufu’, bukan karena hal-hal yang tampak, tapi dari cara kalian memetiknya!



Ketuklah pintu pagar dimana mawar itu tumbuh, datangi keluarga dimana mawar itu tumbuh dan terjaga (jangan asal slonong apalagi merusak dan memaksanya!) kemudian mohonlah pada Sang Pencipta mawar itu karena Dialah pemilik dan pemeliharanya yang hakiki. Mohonlah agar Ia berkenan menjadikan kalian sepasang insan yang menebarkan kebaikan di taman bumi dan mengetuk surga dengan keagungan yang terjaga!

Berbagai Penyakit "Jadul" yang Masih Eksis di Jaman Modern

Meski sudah seabad berlalu, ternyata masalah kesehatan masih berkisar pada penyakit-penyakit yang sama dengan yang dihadapi para dokter di awal 1911. Dalam sebuah observasi yang dilakukan tim editor jurnal kesehatan The Lancet diketahui bahwa masalah-masalah kesehatan jadul itu masih aktual sampai saat ini. Berikut adalah penyakit yang menjadi perhatian para editor kesehatan di tahun 1911.

Penyakit Pes Sebelum tahun 1911, bakteri penyebab penyakit pes telah diidentifikasi menyebabkan pandemi yang terjadi di China. Penyakit ini lalu menyebar ke Eropa pada tahun 1911. Menurut catatan Kompas, penyakit pes juga mulai berjangkit di Indonesia pada tahun yang sama di kota Malang, Jawa Timur. Penyakit yang banyak ditularkan melalui perantara tikus ini pernah menjadi wabah besar di tahun 1968.

Tuberkulosis Penyakit lain yang masih selalu ada adalah tuberkulosis (TB). Penyakit yang diakibatkan kuman Mycobacterium tuberculosis ini termasuk pembunuh utama penduduk. Basil penyebab TBC ditemukan pada 24 Maret 1882 oleh seorang ilmuwan Eropa bernama Robert Koch

WHO memperkirakan, pada tahun 2005 angka terbesar kasus baru penyakit TB muncul di wilayah Asia Tenggara, yang mencapai sekitar 34 persen dari total kasus TB seluruh dunia. Indonesia adalah negara ketiga dengan angka kasus TB baru terbesar setelah India dan China.

Penyakit Tuberkulosis (TBC) sudah dikenal sejak tahun 410 Sebelum Masehi. Hippocrates (460-380 SM) mencatat adanya sejenis Tuberkulosis yang dikenal di Yunani Kuno dengan sebutan phthisis. Hingga abad ke-19 diketahui 25 persen penyakit penyebab kematian di Eropa adalah Tuberculosis.

Pada orang dewasa, baksil TBC menyebar di paru-paru, menghancurkan lapisan organ pernapasan dan mengganggu rongga napas yang pada tingkat tertentu penderita akhirnya menyebarkan infeksi tersebut.

Seorang dokter Jerman bernama Robert Koch (1834-1910) di tahun 1882 menemukan mikroba penyebab TBC. Namun, sebelum antibiotik streptomycin ditemukan tahun 1943, upaya menyembuhkan TBC hingga tuntas belum berhasil.

Streptomycin ditemukan tahun 1943 oleh Albert Schatz (1920-2005) setelah melakukan riset di Universitas Rutgers, New Jersey, Amerika Serikat. Penyelia Schatz, Selm an Waksman (1883-1973) justru mendapat pengakuan atas penemuan tersebut dan bahkan dianugerahi Hadiah Nobel di bidang pengobatan tahun 1952.

Akhirnya, peran Schatz diakui setelah menang dalam putusan pengadilan sehingga dia mendapat bagian royalti dari produksi serta penjualan streptomycin.

Rabies Rabies adalah penyakit infeksi akut pada susunan saraf pusat yang disebabkan oleh virus rabies, dan ditularkan melalui gigitan hewan penular rabies terutama anjing, kucing, dan kera. Di Indonesia, sebesar 98 persen kasus rabies ditularkan lewat gigitan anjing, serta 2 persen lewat gigitan kucing dan kera. Sudah dua tahun terakhir ini masih terjadi wabah rabies di Pulau Bali.

Kanker Seabad telah berlalu, tetapi para ilmuwan belum bisa menemukan obat yang manjur untuk mengobati penyakit kanker. Meski demikian, dalam seratus tahun terakhir ini, banyak penemuan penting untuk menguak penyakit kanker. Misalnya, beberapa penyebab kanker seperti rokok, virus, paparan sinar matahari, radiasi dan beberapa jenis zat kimia. Terapi penanganan kanker juga semakin canggih, termasuk melalui riset sel punca. Hal ini menjadikan penyakit kanker tidak lagi berarti lonceng kematian.

"renungan"

Seorang tukang kayu. Suatu saat ketika sedang bekerja, secara tak disengaja arlojinya terjatuh dan terbenam di antara tingginya tumpukan serbuk kayu. Arloji itu adalah sebuah hadiah dan telah dipakainya cukup lama. Ia amat mencintai arloji tersebut. Karenanya ia berusaha sedapat mungkin untuk menemukan kembali arlojinya. Sambil mengeluh mempersalahkan keteledoran diri sendiri si tukang kayu itu membongkar tumpukan serbuk yang tinggi itu. Teman-teman karyawan yang lain juga turut membantu mencarinya. Namun sia-sia saja. Arloji kesayangan itu tetap tak ditemukan.

Tibalah saat makan siang. Para pekerja serta pemilik arloji tersebut dengan semangat yang lesu meninggalkan bengkel kayu tersebut. Saat itu seorang anak yang sejak tadi memperhatikan mereka mencari arloji itu, datang mendekati tumpukan serbuk kayu tersebut. Ia menjongkok dan mencari. Tak berapa lama berselang ia telah menemukan kembali arloji kesayangan si tukang kayu tersebut. Tentu si tukang kayu itu amat gembira. Namun ia juga heran, karena sebelumnya banyak orang telah membongkar tumpukan serbuk namun sia-sia. Kini cuman dia seorang diri saja, dan berhasil menemukan arloji itu.

'Bagaimana caranya engkau mencari arloji ini?' Tanya si tukang kayu.

'Saya hanya duduk secara tenang di lantai. Dalam keheningan itu saya bisa mendengar bunyi 'to-tak, tok-tak'.

Dengan itu saya tahu di mana arloji itu berada.' Anak itu menjawab.

***

Sahabatku, tahukah engkau bahwa problema yang kita hadapi akan berkurang seperempat hanya dengan membiarkan diri duduk secara tenang?

Keheningan adalah pekerjaan rumah yang paling sulit diselesaikan selama hidup. Sering secara tidak sadar kita terjerumus dalam seribu satu macam 'kegaduhan'-.

Mungkin inilah hikmah dari sholat malam (qiyamullail). Dikeheningan itulah kita akan lebih merasakan kasih sayang dan kedekatan Allah kepada kita. Tapi mengapa banyak dari kita merasa berat menunaikan sholat sunah tersebut?

sumber: sebuah kiriman dari sahabat"

Terapi Cahaya Hati ' 2011.

Bismillaahirrahmaanirrahiim.


Assalamu’alaikum wr.wb.


Bapak, Ibu, Saudara/I yang di rahmati ALLAH,



Terapi Cahaya Hati :

Jika Anda "mendelete" maka akan masuk ke "recycle bin". Dan Recycle Bin itu adalah Kenangan yang tidak perlu yang jika tidak dihilangkan dengan sempurna maka akan menumpuk dan menjadi beban di kehidupan Anda. Biasanya, isi dari Recycle Bin kita adalah "Kenangan Pahit", atau "Kenangan yang Menjengkelkan".

Itu sebabnya tidak cukup dengan Delete, tapi lakukanlah SHIFT + Delete ...

Artinya, Anda perlu BANTUAN untuk menghapus semua kenangan itu...

Hapus semua kenangan yang tidak perlu yang bisa menghalangi hadirnya keputusan dan inspirasi Robbani.

Selain Kenangan Pahit, ada satu lagi kenangan yang harus dihapuskan. Sehingga, setidaknya ada dua kenangan yang harus Anda hapus :
1. Kenangan yang menyakitkan, menjengkelkan, dan memalukan
2. Kenangan yang membuat anda menjadi bangga ketika mengingatnya

Dan Hanya ALLAH yang bisa MEMBANTU Anda untuk menghapus semua kenangan yang tak perlu. Maka Mintalah padaNya agar DIA berkenan menghapusnya...

Coba baca dzikrul bathin kepada ALLAH berikut ini :

> Ya Allah Ghofuurur Rohiim...
> Ya Allah Rohmaanurr Rohiim..
> Saya Terima
> Saya Menyesal
> Saya Maafkan
> Maafkan saya
> Ampuni saya
> Bersihkan saya
> Sayangi Saya
> Saya mencintaiMu
> Saya percaya padaMu
> Saya percayakan padaMu
> Saya sungguh memercayaiMu
> Terima kasih ya ALLAH...

Semoga ALLAH membersihkan kita semua.

Aamiin Ya Rabbal ‘Aalamiin.

--- wallahu 'alam ---


Wassalamu’alaikum wr.wb.

HUKUM MEMANJANGKAN CELANA TANPA SOMBONG DIANGGAP SUATU YANG HARAM ATAU TIDAK ?

Oleh
Syaikh Abdullah Bin Jarullah Al-Jarullah



HUKUM MEMANJANGKAN CELANA TANPA SOMBONG DIANGGAP SUATU YANG HARAM ATAU TIDAK ?
Pertanyaan :
Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin ditanya : Apakah menurunkan pakaian melewati kedua matakaki (Isbal) bila dilakukan tanpa sombong dianggap suatu yang haram atau tidak ?

Jawaban.
Menurunkan pakaian di bawah kedua mata kaki bagi pria adalah perkara yang haram. Apakah itu karena sombong atau tidak. Akan tetapi jika dia melakukannya karena sombong maka dosanya lebih besar dan keras, berdasarkan hadist yang tsabit dari Abu Dzar dalam Shahih Muslim, bahwa Rasulullah bersabda.

"Artinya : Ada tiga golongan yang tidak akan diajak bicara oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala di hari kiamat, tidak dibersihkan dari dosa serta mereka akan mendapatkan azab yang pedih."

Abu Dzarr berkata : "Alangkah rugi dan bangkrutnya mereka, wahai Rasulullah ! Beliau berkata:

"Artinya : (Mereka adalah) pelaku Isbal, pengungkit pemberian dan orang yang menjual barangnya dengan sumpah palsu" [ Hadits Riwayat Muslim dan Ashabus Sunan]

Hadis ini adalah hadist yang mutlak akan tetapi dirinci dengan hadist Ibnu Umar Radhiyallahu 'anhuma, dari Nabi Shalallahu 'alaihi wasallam, beliau bersada :

"Artinya : Siapa yang menyeret pakaiannya karena sombong tidak akan dilihat oleh Allah Subhanahu wa Taala pada hari kiamat." [Hadits Riwayat Bukhari]

Kemutlakan pada hadist Abu Dzar dirinci oleh hadist Ibnu Umar Radhiyallahu 'anhuma. Jika dia melakukan karena sombong Allah tidak akan melihatnya, membersihkannya dan dia akan mendapatkan azab sangat pedih. Hukuman ini lebih berat dari pada hukuman bagi orang yang tidak menurunkan pakaian tanpa sombong. Karena Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam berkata tentang kelompok ini dengan:

"Artinya : Apa yang berada dibawah kedua mata kaki berupa sarung maka tempatnya di neraka" [Hadits Riwayat Bukhari dan Ahmad]

Ketika kedua hukuman ini berbeda, tidak bisa membawa makna yang mutlak kepada pengecualian, karena kaidah yang membolehkan untuk megecualikan yang mutlak adalah dengan syarat bila kedua nash sama dari segi hukum.

Adapun bila hukum berbeda, maka tidak bisa salah satunya dikecualaikan dengan yang lain. Oleh karena ini ayat tayammum yang berbunyi :

"Artinya Maka sapulah wajah-wajah kalian dan tangan-tangan kalian dengan tanah itu." [Al Maidah :6]

Tidak bisa kita kecualikan dengan ayat wudlu yang berbunyi :

"Artinya : Maka basuhlah wajah wajah kalian dan tangan tangan kalian sampai siku". [Al Maidah : 6]

Maka kita tidak boleh melakukan tayammum sampai kesiku. Itu diriwayatkan oleh Malik dan yang lainnya dari dari Abu Said Al Khudri bahwa Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :

"Artinya : Sarung seseorang mukmin sampai setengah betisnya. Dan apa yang berada dibawah mata kaki, maka tempatnya di neraka. Dan siapa yang menyeret pakaiannya karena sombong maka Allah tidak akan melihatnya."

Disini Nabi menyebutkan dua contoh dalam hukum kedua hal itu , karena memang hukum keduanya berbeda. Keduanya berbeda dalam perbuatan, maka juga berbeda dalam hukum. Dengan ini jelas kekeliruan dan yang mengecualikan sabda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam ;

"Artinya : Apa yang dibawah mata kaki tempatnya di neraka."

Dengan sabda beliau :

"Artinya : Siapa yang menyeret pakaiannya karena sombong, tidak akan dilihat oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala."

Memang ada sebagian orang yang bila ditegur perbuatan Isbal yang dilakukannya, dia berkata: Saya tidak melakuakan hal ini karena sombong. Maka kita katakan kepada orang ini : Isbal ada dua jenis, yaitu jenis hukumnnya ; adalah bila seseorang melakukannya karena sombong maka dia tidak akan diajak bicara oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala dan mendapatkan siksa yang sangat pedih, berbeda dengan orang yang melakukan Isbal tidak karena sombong. orang ini akan mendapatkan adzab, tetapi ia masih di ajak bicara, dilihat dan dibersihkan dosanya. Demikian kita katakan kepadanya.

[Diambil dari As'ilah Muhimmah Syaikh Muhammad Ibn Soleh Utsaimin]

[Disalin dari kitab Tadzkiirusy Syabaab Bimaa Jaa'a Fii Isbaalis Siyab, edisi Indonesia Hukum Isbal Menurunkan Pakaian Dibawah Mata Kaki, alih bahasa Muhammad Ali bin Ismail, Terbitan Maktabah Adz-Dzahabi]

SETELAH ADA HADITS SHAHIH, TIDAK BOLEH MENGATAKAN MENGAPA ?

Diriwayatkan dari Utsman bin Umar, ia berkata : "Datang seorang laki-laki kepada Imam Malik untuk bertanya kepadanya tentang suatu masalah, maka Imam Malik berkata kepada laki-laki itu : 'Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda bagini dan begitu', lalu laki-laki itu berkata : 'Bagaimana pendapatmu ?'. Maka Imam Malik menjawab dengan firman Allah.
"Artinya : Maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintah-Nya takut akan ditimpa cobaan atau ditimpa azab yang pedih". [An-Nuur : 63]
Diriwayatkan dari Ibnu Wahb, ia berkata : Imam Malik mengatakan : "Suatu fatwa yang telah difatwakan kepada manusia maka tak satupun manusia boleh mengatakan : "Mengapa engkau berfatwa seperti ini", melainkan cukup bagi mereka saat itu untuk mengetahui riwayat dan mereka rela dengan riwayat (hadits) itu".

Diriwayatkan dari Ishaq bin Isa, ia berkata : Aku mendengar Malik bin Anas mencela perdebatan dalam perkara agama, ia mengatakan : "Setiap kali datang kepada kami seseorang yang lebih pandai berdebat dari pada orang lain, maka kami membantah dengan apa yang dibawa malaikat Jibril 'Alaihis Salam kepada Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam".

Diriwayatkan dari Ibnu Al-Mubarak, ia berkata : "Hendaknya yang engkau jadikan sandaran adalah atsar, dan ambillah dari fikiran apa yang dapat menafsirkan hadits itu untukmu"..

Diriwayatkan dari Yahya bin Dharis, ia berkata : Aku menyaksikan Sufyan ketika datang kepadanya seorang laki-laki, lalu laki-laki itu berkata : "Apa tuntutanmu kepada Abu Hanifah ?" Sufyan berkata : "Memangnya ada apa dengan dia, sesungguhnya aku telah mendengarnya berkata : "Aku berpegang kepada Kitabullah, jika tidak aku temui, maka aku akan berpegang pada Sunnah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam. Jika tidak ada aku temui dalam Kitabullah dan tidak pula dalam Sunnah Rasul, maka aku berpegang pada pendapat para sahabat beliau, aku akan mengambil pendapat di antara mereka yang aku kehendaki dan aku akan meninggalkan pendapat diantara mereka yang aku hendaki. Sedangkan jika perkara itu berakhir pada Ibrahim, Asy-Sya'bi, Ibnu Sirin, Al-Hasan, Atha, Ibnu Al-Musayyab dan beberapa orang lainnya yang berijtihad maka saya akan berijtihad pula sebagaimana mereka berijtihad".

Diriwayatkan dari Ar-Rabi', ia berkata : Pada suatu hari Imam Syafi'i meriwayatkan suatu hadits, maka berkatalah seorang laki-laki kepadanya : "Apakah engkau berpegang pada ini wahai Abu Abdullah?", maka berkata Imam Syafi'i : "Jika diriwayatkan kepadaku suatu hadits yang shahih dari Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam kemudian aku tidak berpegang kepadanya, maka aku bersaksi kepada kalian bahwa akalku telah hilang".

Diriwayatkan dari Ar-Rabi', ia berkata : Aku mendengar Imam Syafi'i berkata : "Jika kalian dapatkan dalam kitabku (tulisanku) sesuatu yang bertentangan dengan Sunnah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam maka berpeganglah kalian kepada Sunnah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam dan tinggalkanlah apa yang telah aku ucapkan".

Diriwayatkan dari Mujtahid, tentang firman Allah Subhanahu wa Ta'ala.
"Artinya : Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah dan Rasul-(Nya)". [An-Nisaa : 59].
Ia berkata : "Kepada Allah artinya adalah kepada Kitabullah, sedangkan kepada Rasul artinya adalah kepada Sunnah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam".

Diriwayatkan oleh Al-Baihaqi dan Ad-Darimi, dari Abu Dzar, ia berkata : "Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam memerintahkan kepada kita agar kita tidak dikalahkan dalam memerintahkan kepada kebaikan dan mencegah perbuatan mungkar dan agar kita mengajarkan As-Sunnah kepada mausia".

Diriwayatkan dari Umar bin Khaththab Radhiyallahu 'anhu, ia berkata : "Pelajarilah As-Sunnah, ilmu fara'idh dan ilmu membaca sebagaimana kalian mempelajari Al-Qur'an".

Diriwayatkan dari Ibnu Mas'ud, bahwa ia berkata : "Wahai menusia sekalian hendaklah kalian mempelajari ilmu itu sebelum ilmu itu diangkat, karena dianggkatnya ilmu adalah dengan dimatikannya para ahli ilmu (para ulama). Jauhilah oleh kalian perbuatan baru (bid'ah), dan hendaklah kalian berpegang pada yang lama (As-Sunnah), karena sesungguhnya pada akhir kehidupan umat ini akan ada golongan-golongan manusia yang mana mereka menduga bahwa mereka menyeru kepada Kitabullah tetapi sebenarnya mereka telah meninggalkan Kitabullah di belakang punggung mereka". [Hadist Riwayat Darimi]

[Disalin dari buku Miftahul Jannah fii Al-Ihtijaj bi As-Sunnah, edisi Indonesia KUNCI SURGA Menjadikan Sunnah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam Sebagai Hujjah oleh Al-Hafizh Al-Imam As-Suyuthi terbitan Darul Haq, hal. 108-111 penerjemah Amir Hamzah Fachruddin]

berhenti menjadi sperti gelas

Berhentilah Jadi Gelas

Seorang guru sufi mendatangi seorang muridnya ketika wajahnya

belakangan ini selalu tampak murung.
"Kenapa kau selalu murung, nak? Bukankah banyak hal yang indah di
dunia ini? Ke mana perginya wajah bersyukurmu?" sang Guru bertanya.
"Guru, belakangan ini hidup saya penuh masal...ah. Sulit bagi saya untuktersenyum. Masalah datang seperti tak ada habis-habisnya," jawab sangmurid muda.
Sang Guru terkekeh. "Nak, ambil segelas air dan dua genggam garam.
Bawalah kemari. Biar kuperbaiki suasana hatimu itu."
Si murid pun beranjak pelan tanpa semangat. Ia laksanakan permintaangurunya itu, lalu kembali lagi membawa gelas dan garam sebagaimana yang diminta.

"Coba ambil segenggam garam, dan masukkan ke segelas air itu," kata
Sang Guru. "Setelah itu coba kau minum airnya sedikit."
Si murid pun melakukannya. Wajahnya kini meringis karena meminum air asin.
"Bagaimana rasanya?" tanya Sang Guru.
"Asin, dan perutku jadi mual," jawab si murid dengan wajah yang masih meringis.
Sang Guru terkekeh-kekeh melihat wajah muridnya yang meringis keasinan.
"Sekarang kau ikut aku." Sang Guru membawa muridnya ke danau di dekattempat mereka. "Ambil garam yang tersisa, dan tebarkan ke danau."
Si murid menebarkan segenggam garam yang tersisa ke danau, tanpa
bicara. Rasa asin di mulutnya belum hilang. Ia ingin meludahkan rasa
asin dari mulutnya, tapi tak dilakukannya. Rasanya tak sopan meludah
di hadapan mursyid, begitu pikirnya.

"Sekarang, coba kau minum air danau itu," kata Sang Guru sambil
mencari batu yang cukup datar untuk didudukinya, tepat di pinggir
danau.

Si murid menangkupkan kedua tangannya, mengambil air danau, dan
membawanya ke mulutnya lalu meneguknya. Ketika air danau yang dingindan segar mengalir di tenggorokannya, Sang Guru bertanya kepadanya,

"Bagaimana rasanya?"
"Segar, segar sekali," kata si murid sambil mengelap bibirnya dengan
punggung tangannya. Tentu saja, danau ini berasal dari aliran sumber
air di atas sana. Dan airnya mengalir menjadi sungai kecil di bawah.
dan sudah pasti, air danau ini juga menghilangkan rasa asin yang
tersisa di mulutnya.
"Terasakah rasa garam yang kau tebarkan tadi?"
"Tidak sama sekali," kata si murid sambil mengambil air dan meminumnya
lagi. Sang Guru hanya tersenyum memperhatikannya,
membiarkan muridnya itu meminum air danau sampai puas.
"Nak," kata Sang Guru setelah muridnya selesai minum. "Segala masalah dalam hidup itu seperti segenggam garam. Tidak kurang, tidak lebih.Hanya segenggam garam. Banyaknya masalah dan penderitaan yang harus kau alami sepanjang kehidupanmu itu sudah dikadar oleh Allah, sesuai untuk dirimu. Jumlahnya tetap, segitu-segitu saja, tidak berkurang dan tidak bertambah. Setiap manusia yang lahir ke dunia ini pun demikian.
Tidak ada satu pun manusia, walaupun dia seorang Nabi, yang bebas dari penderitaan dan masalah."
Si murid terdiam, mendengarkan.
"Tapi Nak, rasa `asin' dari penderitaan yang dialami itu sangat tergantung dari besarnya 'qalbu'(hati) yang menampungnya. Jadi Nak,supaya tidak merasa menderita, berhentilah jadi gelas. Jadikan qalbu ,dalam dadamu itu jadi sebesar danau."

Semoga Allah SWT senantiasa melapangkan dada dan hati kita...membuka mata hati kita dalam setiap menghadapi masalah....so kita senantiasa bersyukur..KEEP SMILE..http://www.facebook.com/l/30e0eI6-Kw-ehy3HUVsSsHkP90A;www.herbasehatalami.com

jagalah 6 perkara ini!

Asalamu'alaikum warohmatullohiwabarakatuh....


Rosululloh Saw bersabda. Kalian hrs menjaga 6 perkara, mk aku

tanggung jwb kalian masuk surga

1. Sholat, lakukan dg baik dn benar

2. Zakat, tunaikan tepat waktu tepat jumlah salurkan kpd org2 yng

berhak menerimanya

3. Amanah, titipan baik titipan barang, omongan atau titipan tugas

4. Faraj, kemaluan banyak yg celaka gara2 tdk mampu menahan

nafsu birahi

5. Perut, makan dn minumlah yg halal dn thoyyib

6. Lisan, bicaralah yg lembut dn sopan



Wassalamu'alaikum

Tobatnya seorang habvib

Hidayah telah menyambutnya. Sehingga dia mengkajih ulang akan ajaran-ajaran yang telah diterimanya tempo dulu.



Hal ini seakan-akan mengingatkan seputar kisah kehidupan diri saya (Habib Ahmad bin Thalib) tempo dulu yang masih menjalankan praktek penyembuhan, dan bahkan foto diri saya sering muncul dicover depan majalah Liberty dengan bangganya memakai pakaian kebesaran sang habib yang serba tahu tentang hal-hal ghaib.



Namun sayang ternyata berita yang disajikan oleh majalah tersebut tidak sesuai dengan realita praktek pengobatan sehari-hari yang saya lakukan, itu hanya sekedar guna mempopulerkan melariskan praktek yang saya tekuni, walaupun saya seorang habib yang berprofesi menjalankan praktek pengobatan, namun dalam hal tersebut saya tidak pernah memberikan jimat kepada seorang pasienpun yang datang ke tempat saya.



Cuma pernah saya kasih ayat al-Quran yang ditulis di atas lepek atau air yang dibacakan ayat-ayat al-Quran untuk pengobatan seluruh pasien saya.



Alhamdulillah, setelah saya bertobat dari hal-hal tersebut, hingga saat ini dalam hal praktek pengobatanm apa saja, setiap tamu yang berobat tidak ada satupun yang saya layani, karena saya takut syirik.



Jika ada pasien atau tamu yang datang ke tempat saya, sebagai tuan rumah yang baik, ya harus menghormati mereka, dan saya layani tapi bukan dengan cara pengobatan yang dulu lagi.



Tapi saya beri nasehat kepada tamu saya agar mereka semua senantiasa menjalankan shalat lima waktu dengan berjamaah. Selain shalat, saya juga memberikan nasehat padanya agar senantiasa menjauhi hal-hal yang berbau syirik, jika ada yang mengenakan jimat saya suruh melepaskannya, dan segera saya musnahkan walaupun dia mengatakan jimat itu ijazah dari seorang kyai, gus atau habib, seperti saya.



Oleh karenanya, dalam hal jimat saya selalu bersikap tegas kepada pasien. Saya juga memberi nasehat padanya agar jangan lagi pergi ke dukun baik yang baju habib, kyai atau berbaju gus-gus.



Perhatikan juga sabda Rasulullah Shalallahu 'alaihi wasalam berikut ini:



‘Barang siapa datang kepada tukang ramal atau tukang sihir atau tukang tenung, lalu menanyakan sesuatu kepadanya dan mempercayai apa yang dikatakannya, maka sesungguhnya ia telah kufur kepada wahyu yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Shalallahu 'alaihi wasalam’.



Saran saya supaya orang-orang Islam ini jangan ada yang memakai jimat, walaupun jimat itu pemberian habib, kyai dan gus atau siapapun!. Karena jimat berkonotasi kepada kesyirikan yang layak dikatakan oleh ahlus syirki. Rasulullah Shalallahu 'alaihi wasalam telah melarang jimat. Dalam suatu hadis ditegaskan:



‘Sesungguhnya suwuk, jimat dan guna-guna adalah syirik’.



Jadi orang Islam harus bersih dari segala bentuk kesyirikan karena kesyirikan itu bisa menghapus seluruh amal kebaikan kita, oleh karena itu jauhilah!. Jika ada kyai, habib, gus atau siapapun yang berprofesi seperti saya segera kembali kepada ajaran Rasulullah Shalallahu 'alaihi wasalam yang murni. Dan tinggalkan praktek-praktek pembodohan umat.



Janganlah kita senantiasa ketagihan dengan barang dagangan kyai, habib dang gus, baik berupa jimat, sikep, susuk, tumbal dan sejenisnya segeralah anda tinggalkan dan lepaskan ikatan-ikatan pengaruhnya, sebab benda-benda tersebut dapat menjerumuskan anda ke dalam jurang kesyirikan, dan neraka tempatnya, karena itu saya kasihan terhadap anda.



Seharusnya kita senantiasa meresepi dan menghayati betul-betul kandungan makna ayat berikut ini: ‘Hanya Engkaulah yang kami sembah dan hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan’ (QS. Al-Fatihah: 5). Padahal ketika kita shalat senantiasa membaca ayat tersebut, tapi kenyataannya apa yang terjadi dalam praktek kehidupan kita sehari-hari ini, ternyata kita menyembah dan mohon pertolongan kepada selain Allah Subhanahu wata'ala, baik kuburan maupun manusia yang berbaju habib, kyai atau gus.



Oleh sebab itu perkenankan Saya (habib Ahmad Bin Thalib) mohon maaf apabila dalam praktek pengobatan baik ruhani maupun jasmani yang dulu masih ada kekhilafan, karena yang namanya manusia tidak luput dari kesalahan kecuali Rasulullah Shalallahu 'alaihi wasalam, semoga dengan risalah ini sudilah saudara-saudaraku mengikhlaskannya, atas segala kekhilafan yang pernah habib perbuat.



Oleh karena itu saya berharap kepada saudara-saudara seiman dan seagama agar senantiasa bersatu, saling mengingatkan dan menasehati, serta saling mencintai karena Allah Subhanahu wata'ala, bencipun juga seharusnya karena Allah Subhanahu wata'ala. Bukan karena golongan atau lainnya.



Karena dijaman sekarang ini telah banyak sekali orang yang mengaku wali, kyai dan habib. Yang menurut pandangan manusia dia adalah seorang habib tapi dihadapan Allah Subhanahu wata'ala belum tentu habib. Karena kita harus betul-betul melihat ajarannya, apakah sudah sesuai dengan yang dituntunkan oleh Rasulullah Shalallahu 'alaihi wasalam. Kalau tidak sesuai dengan ajaran al-Quran dan al-Hadits Nabi Shalallahu 'alaihi wasalam yang shahih maka kita harus berani meninggalkan ajaran tersebut, walaupun itu kyai, habib, gus atau siapapun yang memerintahkan untuk diamalkannya.



Nasehat dari saya untuk bahan renungan:



“Celakalah orang yang mati apabila dosa-dosanya masih hidup di bumi ini, orangnya mati tapi dosanya masih hidup, seperti halnya orang yang mengajarkan ilmu-ilmu sesat yang menyesatkan yang tidak pernah ada tuntunannya dari Rasulullah Shalallahu 'alaihi wasalam. Karena ajarannya diajarkan kepada orang lain, dan orang tersebut mengajarkan kepada orang lain lagi hingga ajaran sesat tersebut diajarkan seterusnya dan seterusnya, sehingga tiada terputus-putus sampai hari kiamat.



Dan beruntunglah orang yang mati apabila dosa-dosanya berhenti sampai di sini.



Dan yang paling beruntung adalah orang mati namun amalnya masih hidup di bumi ini karena ajarannya baik, sesuai dengan al-Quran dan al-Hadits yang shahih dan diamalkan oleh orang yang belajar padanya, dan orang ini pun menularkan pada orang lain dan seterusnya”.



Kiranya sampai di sini, semoga Allah Subhanahu wata'ala membersihkan diri kita dan menguatkan iman Islam kita serta menjadikan kita hamba Allah Subhanahu wata'ala yang ikhlas, yakin dan pasrah. Semoga kita dijauhkan dari segala bentuk kesyirikan, dan semoga Allah Subhanahu wata'ala senantiasa melimpahkan Rahmat-Nya dan semoga kita dalam lindungan-Nya selalu.



Sekian semoga bermanfaat.



Saya tutup pengantar ini dengan seuntai doa (tulisan Arabnya tidak saya salin):



“Ya Tuhanku, berikanlah kepadaku hikmah dan masukkanlah aku ke dalam golongan orang-orang yang saleh, dan jadikanlah aku buah tutur yang baik bagi orang-orang (yang datang) kemudian, dan jadikanlah aku termasuk orang-orang yang mempusakai syurga yang penuh kenikmatan” (QS. Asy-Syu’ara’: 83-85)



Wallahu a’lamu bishshawab. Wassalam (Habib Ahmad Bin Thalib).