Jumat, 18 Maret 2011

La Al-Hambra in Granada : Commemorate the Islamic Glory in Europe

Liburan akhir tahun ini, saya dan teman-teman saya mengunjungi Granada. Kota Granada terletak 415 km ke arah selatan Madrid, Ibukota Spanyol. Granada adalah salah satu objek wisata yang penting di Spanyol karena letaknya di sebelah pegunungan Sierra Nevada yang menjadi tempat favorit untuk ski dan hanya berjarak 70 km dari pantai mediterania untuk menikmati keindahan laut mediteran dibawah terik sinar matahari musim panas.

Perjalanan ke Granada

Mengingat Granada adalah kota kecil, tidak ada jalur internasional yang sampai kesana, sehingga kami harus menggunakan jalur lokal dan transit dibeberapa tempat. Sekitar pukul 16.00 kami berangkat dari Barcelona dengan kereta cepat ke Cordoba (Ibukota andalucia) . Kami menikmati pesisir laut mediteran sepanjang sore itu. Sampai di Cordoba sudah malam sekitar pukul 20.30. Karena sudah tidak ada lagi transportasi untuk ke Granada, kami bermalam di Cordoba. Keesokan paginya kami berangkat ke Granada dari Cordoba dengan bus. Kami melintasi kaki gunung Sierra Nevada, terlihat tandus dan kering seperti padang pasir, beberapa pohon palem dan rumah-rumah kuno dengan batu bata ataupun hanya terbuat dari tanah liat. Kami hampir tidak percaya kalau kami sedang dieropa, karena nuansanya lebih mirip mesir *yg saya lihat difilm2-red*. Apalagi suhu saat itu sekitar belasan derajat, sementara di Eropa utara suhunya juga belasan derajat tapi dibawah nol ^_^ . Meskipun Granada menawarkan panorama yang luar biasa, ada hal yang lebih berkesan bagi saya tentang Granada, yaitu tentang sejarahnya .

Syurga dunia di AL Hambra

Pada tahun 711, kekuatan Islam telah mencapai Spanyol. Granada menjadi tempat berlindung bagi kaum muslim (moor) dan yahudi dari seluruh penjuru Andalusia, sebuah negeri yang makmur dengan militernya yang kuat. Masyarakat muslim, yahudi, dan Kristen hidup berdampingan dengan damaidan penuh toleransi. Raja Bangsa Moor dari Afrika utara, Muhammad bin Ahmar,keturunan dari seorang sahabat Rasulullah di Madinah bernama Said Ubaidah, mendirikan Al Hambra di bukit Albaizin, Granada pada tahun 1928.Muhammad I Al Ahmar adalah pendiri dinasti Nasrid. Bangunan yang pertama kali dibuat adalah sebuah benteng yang disebut Alcazaba. Setelah dikembangkan selama beberapa abad oleh penerus dinasti Nasrid, terciptalah sebuah kompleks istana yang indah dan megah. Beberapa bagian yang penting di AlHambra adalah Genera Life dan Istana Nasrid.

Genera Life adalah taman rekreasi bagi Raja-raja Granada. Sedangkan Istana Nasrid terdiri dari 3 bagian utama yaitu Mextura yaitu tempat sultan mengadakan pertemuan bisnisnya, Serallo untuk tempat menjamu tamu agung, dan Harem yang merupaka tempat pribadi bagi sultan dan keluarganya. Istana Nasrid menunjukkan arsitektur Isam di masa kejayaannya di Spanyol. Ada taman yang asri di setiap penjuru, parit dan kolam air mancur di setiap kawasan Istana. Banyaknya kolam dalam istana Nasrid menggambarkan betapa berharganya air bagi bangsa Arab dan Ibn Al Ahmar sangat terkenal dengan system irigasinya. Selain kolam, terdapat juga teras-teras dari batu marmer. Ruang-ruang dengan kaligrafi Arab dengan ukiran khas yang tiada tandingannya. Patung-patung singa. Menara. Benteng-benteng yang menjulang. Meriam-meriam yang siap menembak. Dan sebuah mesjid besar yang dinamakan Mesjid Al-Mulk. Desain istana Nasrid mengingatkan saya pada syurga yang digambarkan di AlQur’an yang dipenuhi oleh taman-taman asri dan mata air.

Hingga saat ini kaligrafi yang tertulis di dinding-dindng dan atap Istana Al Hambra masih menjadi misteri dan masih diteliti hingga sekarang. Beberapa kalimat yang sudah diketahui diantaranya berbunyi “Tiada pemenang selain Allah”, “Kebahagiaan abadi”, Jangan terlalau banyak bicara dank au pun akan pergi dengan damai, Bersukacitalah dalam hidup,kerena Allah selalu menolongmu, dan di setiap pojok istana terdapat tulisan La Ghaiba illalah yang berarti tiada kejayaan selain Allah. Tulisan-tulisan ini mungkin dimaksudkan agar para tentara tidak mabuk oleh kemenangan duniawi.

Sumbangan Islam pada Peradaban Eropa

Di saat Eropa dilanda kegelapan, konflik, dan peperangan, dunia Islam memperlihatkan kemakmuran dan kemajuan di berbagai bidang seperti kedokteran, astronomi, matematika, dan kehidupan sosial. Pada saat itu, Islam datang dengan membawa nilai-nilai baru di Eropa diantaranya pluralisme, toleransi, pengertian , kasih sayang, dan pengorbanan. Menurut para sejarawan yang mempelajari pengaruh kerajaan Andalusia terhadapa peradaban Eropa sepakat bahwa kerajaan Andalusia mempunyai peradaban yang lebih tinggi dan lebih maju dibandingan kerajaan-kerajaan di Eropa lainnya pada saat itu. Sejarawan Spanyol, Blanco Ibanez menulis bahwa kota Cordoba yang terang benderang terlihat mencolok diantara kota-kota di Eropa lainnya dan menurut Sejarawan Inggris, John W Drapper, tujuh ratus tahun setelah waktu itu masih belum banyak lampu ditemukan di tempat-tempat umum di kota London.

Orang yang membenarkan bahwa eropa banyak belajar dari dunia Islam adalah Pangeran Charles. Pangeran Charles menggambarkan peradaban Islam telah mengajarkan masyarakat Eropa tentang diplomasi, perdagangan bebas, keterbukaan, teknik penelitian akademik, antropologi, etiket, fashion, dan pengobatan alternatif.Menurut Duta Besar Swedia, Ingmar Karlsson, mengatakan bahwa di masa Andalusia, Kristen, Muslim, dan Yahudi hidup bersama dalam damai dan ini harus diambil sebagai model di Eropa.

Helaan Nafas Terakhir Kerajaan Islam di Spanyol

Politik adu domba nampaknya taktik paling efektif untuk melemahkan lawan. Pun itu yang dilakukan oleh Musuh kerajaan Granada yang berhasil membagi kekuasaan Granada menjadi dua kubu, yaitu kubu Raja Muhammad XII atau yang dikenal sebagai Boabdil dan Ayahnya , Abu Al Hasan Ali atau Al Zagal. Boabdil adalah kubu yang pro Castila (Kerajaan Kristen yang menjadi musuh Granada), sedangkan Al Zagal adalah kubu anti Castila. Setelah melalui peperangan yang panjang, kekuatan Al Zagal kian melemah. Hal ini diperparah dengan teror yang dilancarkan oleh Castila terhadap penduduk muslim Granada misalnya dengan membakar ataupun menggantung kaum muslim di dinding-dinding kota dan menangkap para petinggi kubu anti Castila.

Al Zagal yang sudah tidak mampu lagi bertahan melarikan diri ke Aljazair dan meninggal disana. Pada tahun 1490, Boabdil yang pada awalnya mendukung Castila berbalik arah dan bangkit menyerang Castila. Kekuatannya yang kian melemah dan tidak kunjung datangnya bantuan dari Maroko dan Aljazair membuat keaddan Boabdil kian terdesak.ratu Isabella dari Castila dan Suaminya Raja Fernando dari Aragon membuat perjanjian dengan Boabdil.Boabdil diberi kekuasaan di daerah yang tidak diinginkan Spanyol dan sebaliknya, ia harus menyerahkan Granada.

Pada tanggal 1 Januari 1492,dengan diiringi tatapan dingin penduduk muslim, Boabdil menyerahkan kunci kota pada Isabella dan Fernando.Saat itu adalah hari terburuk dalam catatan sejarah muslim, satu bencana yang paling mengerikan yang pernah terjadi dalam peradaban islam. Menurut cerita, Boabdil lalu pergi meninggalkan Granada dengan didampingi ibundanya, Fatimah, sambil mengucurkan air mata ketika melintasi jalur pegunungan, Fatimah terus menghiburnya. jalur yang dilewati Boabdil itu masih terkenal sampai sekarang sebagai "Jalur helaan nafas terakhir sang Moor"

Setelah direbut oleh raja Ferdinand dan ratu Isabella, keseluruhan Al Hambra diambil alih. Setelah itu banyak perubahan yang dilakukan, perubahan yang palingg besar dilakukan oleh Raja Charles V yang membangun istana reinesancenya. Sejak itu Al Hambra dilupakan orang dan diabaikan, bahkan pada tahun 1800 dijadikan penjara dan pada tahun 1812 hampir saja diledakkan oleh Napoleon.Untungnya, salah seorang prajurit Napoleon yang tidak ingin keindahan Al Hambra dihancurkan, menjinakkan bom yang dipasang disana, sehingga Al Hambra masih utuh. Pada tahun 1830,seorang penulis dari Amerika, Washington Irving, datang dan menulis sebuah buku berjudul "Tales of Al Hambra" yang kemudian mempopulerkan AlHambra kembali dan Al Hambra diakui sebagai Monumen Nasional dan warisan Budaya dunia oleh UNESCO. Sampai sekrang restorasi masih dilakukan di Al Hambra.

Saat saya memandang kemegahan Istana Nasrid di Al Hambra ada rasa haru dan bangga di hati saya, tapi disaat yang sama saya merasa sedih karena semuanya kini tinggal kenangan...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar